"Terus terang pada saat saya menerima informasi bahwa saya akan diberi Anugerah Herman Johannes Award, saya sempat bertanya kepada suami saya," ujarnya di Grha Sabha Pramana UGM, Jumat (22/2/2019).
"Apa nggak salah nih, jangan-jangan salah alamat dan seterusnya. Karena sejauh ini award yang pernah saya terima selalu terkait dengan bidang perdamaian, pemberdayaan perempuan, kemanusiaan," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara tahun ini anugerah diberikan kepada empat tokoh, tiga di antaranya adalah menteri di kabinet kerja era Presiden Jokowi. Keempat tokoh itu yakni Retno, Budi Karya, Airlangga, dan almarhum Sedijatmo Atmohoedojo.
Retno mengatakan, anugerah Herman Johannes Award yang diberikan kepadanya adalah momentum langka. Sebab, dalam perjalanan karirnya baru kali ini dia diberikan penghargaan oleh institusi pendidikan teknik.
Meskipun keilmuan teknik bukan bidang yang digelutinya, namun Retno menjelaskan bahwa kementerian yang dipimpinnya kerap bersinggungan dengan persoalan teknologi. Dalam hal ini diplomasi di sektor industri.
"Beberapa contoh ini saya berikan, pada saat Airlangga berbicara mengenai industri 4.0, maka di situ juga terdapat jejak diplomasi kita. Bagaimana diplomasi diarahkan untuk mendukung penguatan industri 4.0 nasional kita," tuturnya.
"Dan bagaimana diplomasi dapat memasarkan hasil industri 4.0 kita. Dalam perundingan-perundingan bidang industri, di situ terdapat para diplomat kita bagaimana saya berkolaborasi dengan Pak Airlangga (Kemenperin)," lanjutnya.
Tak hanya dengan Kemenperin, Kemenlu yang dipimpinnya juga kerap berkolaborasi dalam menangani diplomasi transportasi. "Bagaimana diplomasi diarahkan untuk mendukung pekerjaan di bidang transportasi," ungkapnya.
Sementara Dekan Fakultas Teknik UGM, Nizam, mengungkapkan alasan kenapa memberikan anugerah Herman Johannes Award kepada tiga menteri tersebut. Menurutnya, ketiga tokoh itu kesemuanya memiliki andil besar.
"Kita mengetahui bagaimana kiprah beliau (Retno) dalam membangun kedaulatan bangsa di dunia internasional. Kita juga ingin menyampaikan bahwa masalah teknologi, kemajuan industri tak bisa lepas dari diplomasi," ucapnya.
"Untuk Pak Budi Karya kita ketahui kiprah beliau di dalam membangun infrastruktur transportasi Indonesia. Kemudian kalau Pak Airlangga kita lihat sangat konsen di dalam menyiapkan Indonesia memasuki industri 4.0," tutupnya. (ush/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini