Agenda itu menuai sorotan karena pesertanya berasal dari komunitas pria se-DIY. Polisi menyebut jika acara itu digelar berpotensi menimbulkan kerawanan karena diduga merupakan acara gay.
"Udah tadi muspika dan panitia bikin pernyataan tidak akan menggelar acara itu, dibatalkan. Tadi dipanggil di Polda," kata Kapolres Sleman, AKBP Rizky Ferdiansyah saat dihubungi wartawan, Kamis (14/2/2019) siang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau nggak dibatalkan tetap saya batalkan, itu rawan itu, kayaknya gay itu, nggak ada izin, masak fashion show cowok, memang ada arah ke sana (gay). Nggak ada izin penyelenggaraan acaranya," jelasnya.
Rizky pun menyampaikan sejumlah alasan pembatalan acara tersebut. Salah satunya ada penolakan dari masyarakat sekitar. "Pembatalan awalnya ada penolakan dari masyarakat sekitar, lalu kita cek, nggak ada izin, wajib dibatalkan," terangnya.
Direktur Yayasan Victory Plus, Samuel Rachmat Subekti mengakui jika agendanya itu tidak berizin. Pihaknya memutuskan membatalkan acara tersebut setelah berkomunikasi dengan Polda DIY.
"Tidak urus pemberitahuan atau izin ke polisi. Saya barusan ketemu di Polda, teman-teman Polda dapat informasi acara LGBT, acara valentine, kristenisasi, makanya kami batalkan karena tujuan acara kami bukan itu," kata Samuel saat dihubungi wartawan, Kamis (14/2/2019).
Samuel mengaku pembatalan acara juga karena muncul kegaduhan di kalangan masyarakat. "Ada keberatan dari warga setempat, daripada ada gangguan ya udah kami batalkan," sebutnya.
"Buat kami nggak masalah, sebetulnya acara ini untuk anggota, kalau berita sampai tersebar keluar ya halangan, kami tidak publikasi lewat medsos, poster itu hanya dibagi di WA grup kami saja," lanjutnya.
Samuel mengungkapkan seandainya jadi digelar, maka acara malam nanti baka diikuti peserta sebanyak 500 orang se-DIY dari total sekitar 5.000 anggota komunitas di bawah Yayasan Victory Plus.
Inti dari acara tersebut diklaimnya sebagai acara mengedukasi soal kesehatan bagi anggota yang belum tes HIV. Dan bagi yang sudah positif (ODHA) agar segera memulai pengobatan dan patuh menjalani pengobatan, serta tidak menularkannya pada orang lain.
"Edukasi nanti rencana dari RS Bethesda, dan tes HIV dikoordinasi Dinkes Sleman," jelasnya.
Diakuinya, Victory Plus merupakan yayasan yang bergerak untuk memberikan pendampingan kepada 8 komunitas ODHA di 5 kabupaten/kota se-DIY.
Samuel pun membantah jika agendanya merupakan acara gay.
"Itu salah persepsi, beredar informasi pertemuan LGBT, salah persepsi. Tapi memang acara khusus pria, nanti yang khusus wanita sendiri. Soal pria di dalamnya ada yang gay dan homoseksual ya itu pasti ada, kan tidak khusus," jelasnya.
![]() |
Dinas Kesehatan Sleman membenarkan bahwa pihaknya digandeng Yayasan Victory Plus di acara tersebut.
Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Sleman, Dul Zaini menjelaskan pihaknya hanya dimintai tolong oleh panitia untuk membantu melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap anggota komunitas di bawah Yayasan Victory Plus.
"Dimintai tolong untuk tes screening HIV, tugas Dinkes dengan adanya populasi kunci, itu kelompok-kelompok yang berisiko kena HIV/AIDS, contohnya teman-teman kelompok laki-laki suka laki-laki (LSL), waria, WTS, itu populasi-populasi kunci, itu istilah kami di program Kementerian Kesehatan," jelas Dul saat dihubungi wartawan, Kamis (14/2/2019).
Dul pun mengaskan pihaknya tidak mengetahui persis seperti apa rangkaian acara tersebut.
"Kami nggak tahu persis acaranya, kami hanya dimintai tolong, kami dapat surat dari panitia, kegiatan ada pemeriksaan kesehatan, ada permintaan untuk pelaksanaan screening," ungkapnya.
"Kami sudah merencanakan menugaskan beberapa tim. Tapi nggak jadi, acaranya dibatalkan, tidak masalah bagi kami," pungkasnya.
Simak Juga 'Sejarah Valentine yang Jauh dari Arti Kasih Sayang':
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini