"Alhamdulillah perkembangan terakhir kan dari Kemendikbud sudah bersedia menarik, tetapi menurut saya tidak cukup. Artinya ini harus menjadi catatan tebal bagi Kemendikbud agar betul-betul selektif, betul-betul selektif dalam menerbitkan buku-buku pelajaran bagi anak didik," kata KH Muhammad Yusuf Chudlori yang biasa dipanggil Gus Yusuf.
Hal ini disampaikan Gus Yusuf kepada wartawan saat menghadiri acara Kirab Budaya Dharma Warta di Padepokan Gunung Tidar di Jalan Potrosaran Magelang, Kamis (7/2/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mana muatan-muatan yang membahayakan persatuan kesatuan harus betul-betul dihindarkan. Karena ini bukti bahwa Kemendikbud lalai dalam hal ini, jadi tidak cukup hanya ditarik dan minta maaf, tetapi harus ada komitmen ke depan agar lebih selektif dan hati-hati," tegas Gus Yusuf.
Penulisan dalam buku ajar yang menyebutkan NU sebagai 'organisari radikal', katanya, berdampak langsung terhadap anak-anak didik yang notabene masih usia anak-anak. Penulisan tersebut, kata Gus Yusuf, telah memutarbalikan fakta terhadap keberadaan NU.
"NU yang selama ini ikut mendirikan republik ini, NU yang selama ini menjadi garda terdepan menjaga kebhinnekaan, NU yang menjadi garda terdepan untuk menjaga kesejukkan, situasi yang kondusif, NU yang ramah, tiba-tiba di situ ditulis NU menjadi bagian dari organisasi radikal," kata dia.
"Itu di anak-anak didik langsung dicerna mentah-mentah, lha ini yang berbahaya. Akhirnya, anak-anak didik kita tidak percaya kepada organisasi-organisasi yang betul-betul mengakar, betul-betul ikut melahirkan Republik Indonesia ini, justru malah larut kepada, ya mohon maaf organisasi baru-baru yang nggak jelas NKRI-nya, itu lho. Ini yang bahayanya, sangat merugikan," kata Gus Yusuf. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini