Sejak terjadi lonjakan pasien anak anak, pihak rumah sakit tidak mampu menampung para pasien. Padahal semua fasilitas baik drakkar (kereta dorong) maupun kursi roda sudah dikeluarkan, namun tetap saja masih ada yang tidak kebagian. Mereka pun terpaksa dirawat sambil digendong orang tua.
Nurul Latifah (34) warga Desa Randusanga mengaku, sejak datang ke rumah sakit pada Selasa sore kemarin, sampai Rabu siang belum mendapatkan tempat untuk Asila (2,5) anaknya. Dia pun terpaksa mengantre sambil menggendong anaknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wanita ini memebawa anaknya ke RSUD karena mengalami demam tinggi. Sesampai di IGD kemudian ditangani dan diperiksa oleh petugas. Namun setelah itu harus mengantre untuk dapat tempat perawatan.
"Terus terang sangat capek harus menggendong seharian sambil menunggu dapat tempat. Mudah-mudahan ada yang pulang jadi anak saya bisa dirawat secara layak," sambungnya.
Hal serupa dialami oleh Aira (3) putri dari Faizah (39) warga Luwungragi Kecamatan Bulakamba. Aira ke RSUD pada Rabu pagi karena rujukan dari Puskesmas Bulakamba karena suhu badan anak ini meningkat sejak beberapa hari lalu.
Setelah mendaftar di IGD, Aira kemudian ditangani petugas. Namun dia harus mengantre untuk mendapatkan tempat tidur. Selama menunggu, Aira dirawat dengan cara digendong kedua orang tuanya.
Pihak rumah sakit mengaku, saat ini terjadi lonjakan pasien anak anak sehingga harus ada yang mengantre tempat tidur. Menurut catatan, saat ini ada 86 pasien anak-anak yang dirawat di RSUD Brebes. Sebanyak 20 anak di antaranya sudah positif terkena DBD. Sedangkan sisanya belum diketahui karena masih proses pemeriksaan laboratorium.
Kepala Kamar IGD RSUD Brebes, Taufik menyatakan, lonjakan pasien anak ini tidak sebanding dengan daya tampung RSUD. Daya tampung bangsal anak di rumah sakit ini hanya 61 tempat tidur. Bahkan sejumlah pasien anak anak sudah dititipkan di bangsal bedah, THT, dan kebidanan.
Hingga kini ada 11 pasien anak yang dititipkan di bangsal bedah sebanyak 11, bangsal THT sebanyak 11, dan kebidanan sebanyak 3 orang.
"Kami memang kekurangan tempat tidur. Jadi terpaksa pasien harus antre tempat. Tapi setiap hari biasanya ada yang pulang, jadi bisa untuk gantian," terangnya. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini