Korban adalah AM (14) warga Desa Pajomblangan, Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan. Saat detikcom berkunjung ke rumahnya, Jumat (1/2/2019) sore, kondisi korban sudah bisa duduk dan berbicara.
Dia menceritakan pengeroyokan itu terjadi pada Rabu (16/1) lalu. Usai pulang sekolah, ada 3 temanya menjemput dan memaksa korban dibawa di sebuah musala di kompleks sekolahan. "Di situ dikeroyok oleh enam orang dari jam tiga sampai jam lima sore," paparnya kepada detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dikeroyok sampai jam lima sore. Diinjak-injak juga. Saya gak ingat apa-apa, pingsan. Bangun terus dikeroyok, pingsan lagi. Tahu-tahu sudah di rumah," kata korban.
![]() |
Pagi harinya, AM enggan ke sekolah. Suyati yang masih belum mengetahui kejadian yang menimpa anaknya, masih berusaha memaksa namun AM tetap menolak berangkat.
Suyati baru tahu kejadian itu ketika diberitahu oleh kakak AM yang mengetahui adanya video viral di grup percakapan medsos. "Kenapa mereka kejam dan mengkeroyok anak saya seperti itu," kata Suyati sembari terisak nangis.
"Kami sudah ke kantor polisi. Anak saya juga sudah dimintai keterangan. Videonya juga sudah diperlihatkan, dengan surat rumah sakit," tambah Amat Kasirun (45), ayah korban.
Dari pemeriksaan medis, kata Kasirun, AM mengalami luka dalam. Saat ini AM sering merasakan sesak nafas dan bagian punggung dan perut terasa berat. "Luka lebam sudah mulai hilang. Besok kita cek (kesehatan) lagi disuruh dokter," kata Kasirun.
Hingga saat ini para pelaku maupun orang tuanya, belum ada inisiatif untuk meminta maaf kepada AM dan keluarga petani desa tersebut. "Semoga anak saya saja yang mengalaminya," imbuh Suyati. (mbr/mbr)