Sebelum melewati Sungai Keruh, para pelajar harus melepas sepatu dan kaos kaki agar tidak basah. Satu persatu, mereka menyeberangi sungai ini dengan dipandu warga. Beberapa dari mereka menyeberang dengan cara bergerombol dengan warga yang mengetahui alur sungai agar tidak terjebak ke dasar sungai yang dalam.
Perjuangan mereka belum selesai karena harus menaiki tangga darurat. Satu persatu pelajar ini harus antri memanjat anak tangga agar bisa menggapai badan jembatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lebih baik minta bantuan warga yang bisa memandu agar tidak terjebak arus deras," ujar Riski saat pulang sekolah Senin (28/1/2019) sore.
Menurut pelajar ini, perlu nyali yang besar untuk menyeberangi arus sungai. Mengingat banjir bandang bisa menerjang secara tiba tiba.
"Kami minta segera dibangun jembatan atau paling tidak jembatan darurat yang aman," sambungnya.
Dijelaskan pula, kondisi arus sungai ini sering berubah setiap saat tergantung kondisi cuaca. Jika terjadi banjir pada sore hari saat pulang sekolah, warga harus menempuh jalur yang lebih jauh dengan memutar melalui Bumiayu dan Paguyangan.
Hal serupa dikemukakan oleh Rifai, pengajar di sebuah sekolah di Desa Plompong. Setiap hari harus menempuh jalur memutar agar bisa sampai ke tempat kerja.
![]() |
"Tambahan waktunya sekitar satu jam naik motor. Belum lagi jalan yang rusak dan jalannya yang menanjak," ungkap Rifai.
Berkaitan putusnya jembatan itu, Pemkab Brebes batal memasang jembatan darurat. Hal itu dikarenakan ada kendala teknis.
Sementara itu Kepala BPBD Brebes, Nuhsy Mansyur mengatakan jembatan darurat yang akan dipasang adalah jembatan bailey. Namun jembatan bailey itu tidak jadi dipasang karena lebar jembatan bailey dan pondasi jembatan lama tidak sesuai.
"Karena lebar jembatan dengan pondasi jembatan lama yang putus tidak sesuai. Lebar badan jembatan bailey 3 meter lebih, sedangkan pondasi jembatan hanya 2,7 meter," ungkapnya.
Dia menambahkan, BPBD masih berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Brebes untuk melakukan upaya lain dalam penanganan darurat bencana putusnya Jembatan Plompong. Opsi lain, rencananya akan dibuat jembatan darurat dan desainya sedang dibuat DPU.
![]() |
"Saat ini kami masih dalam koordinasi dengan DPU, karena DPU nantinya yang akan merancang jembatan daruratnya," kata dia.
Secara terpisah, Kabid Bina Marga DPU Brebes, Dani Asmoro mengatakan, upaya lain yang akan ditempuh dengan membuat jembatan darurat menggunakan rangka besi.
Menurutnya dalam penanganan darurat di Plompong memang ada dua opsi. Pertama, menggunakan jembatan bailey pinjam milik Provinsi Jateng dan membangun jembatan darurat. Dari dua opsi ini, kemungkinan yang dilakukan adalah membangun jembatan darurat.
"Jembatan darurat yang akan dibangun itu nantinya menggunakan rangka besi IWF. Jembatan darurat itu difungsikan sampai proyek pembangunan jembatan permanen selesai dilaksanakan pada 2019 ini," terangnya.
(bgs/bgs)