Jauhnya jembatan dari lokasi, menyebabkan warga harus menggunakan perahu yang ditarik dengan tali tambang serta bambu, untuk menyeberangi Sungai Lusi. Jembatan menjadi penghubung Dusun Brakas Wetan dengan Dusun Brakas Kulon yang tembus ke wilayah kabupaten tetangga, Demak.
Tali tambang dadung warna biru sepanjang 130 meter membentang di atas permukaan air sungai. Lilitan tali dikaitkan kencang ke batang dua pohon di tiap seberang. Lantas, tali dimanfaatkan petugas untuk menarik perahu ke sisi seberang atau sebaliknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Dari 200 orang lebih yang menyeberang pakai perahu itu, ada anak sekolah, petani ke sawah, guru, warga yang ke pasar, dan beragam kalangan lain. Dengan jam ramai yakni pukul 06.00 WIB, dan pukul 16.00-17.00 WIB," kata Saifur kepada detikcom di seberang sungai, Senin (14/1/2019).
Mereka, baik pejalan kaki, pesepeda dan pemotor, rela antre beberapa menit menunggu giliran perahu mendekat ke arahnya. Satu hingga dua orang petugas penarik perahu tambang, bertindak mengoperasikan.
Warga Dusun Brakas Wetan RT 4 RW 5 ini menambahkan, dia atau dua rekan penarik perahu tambang lain, siaga menunggu warga menyeberang setiap hari setelah salat Subuh sampai setelah salat Isya. Di atas badan perahu, petugas membatasi jumlah penumpang. Hal itu untuk menjaga keamanan penumpang.
"Paling banyak, perahu bisa muat sepeda motor hingga 9 motor. Kalau orang menumpang paling banyak 30 orang," terang bapak dua anak ini.
Di sungai dengan lebar sekitar 100 meter, air beberapa kali meluap. Terutama bila wilayah Kabupaten Blora atau selatan hujan deras dalam kurun waktu beberapa jam.
"Jika langit daerah kidul (selatan atau Blora) mendung hitam pekat, esoknya sungai Lusi ini banjir. Kami akan lebih hati-hati menarik perahu," bebernya.
Lantas, apakah selama ini ada warga atau penumpang perahu yang hanyut? Pria yang sudah 7 bulan menarik perahu tambang menuturkan jika kejadian orang hanyut belum ada.
"Kalau sepeda motor jatuh ke sungai saat naik perahu, pernah ada. Dua kali kalau seingat saya. Ada yang sepeda motornya ngeloyor tercebur sungai karena remnya kurang berfungsi, " ungkap Saifur yang juga berprofesi petani.
![]() |
Dia menjelaskan, perahu sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Penumpang cukup merogoh kocek Rp 2.000 untuk sepeda motor dan pengendaranya. Sedangkan jika hanya orang saja, ongkos naik perahu Rp 1.000.
"Di sini tidak ada jembatan. Karenanya warga memakai perahu besi bordes ini untuk seberangi Sungai Lusi. Jembatan paling dekat ya di Desa Jenengan, sekitar 3 km dari sini. Jembatannya itu gantung. Selain permukaan jalannya masih tanah dan jarak ke desa cukup jauh, akses itu lebih diperuntukkan bagi peziarah. Di area itu ada makam desa," terangnya.
Pantauan detikcom, tidak sedikit warga yang menyeberangi sungai menggunakan perahu. Mereka harus antre di ujung seberang bergantian. Setelah perahu merapat ke tepi, penumpang turun dengan hati-hati.
Sebab lapisan lumpur sungai yang licin mengancam mereka yang kurang hati-hati. Di perahu, sepeda motor berdiri berjajar rapi. Mereka menyodorkan uang Rp 1000 untuk pejalan, dan Rp 2 ribu untuk pemotor.
Ida, seorang penumpang perahu warga Dusun Brakas Kulon mengaku dirinya amat memanfaatkan perahu setiap hari pasaran tiba di Pasar Klambu.
"Saya tidak setiap hari naik perahu. Paling ya saat tiba hari pasaran di Pasar Klambu," tutur Ida.
Siswa MTs Nasyrul Ulum Desa Terkesit, Cahya Indah Fitriana terlihat turun dari perahu bersama temannya Viki Tazkiatun menuju gedung sekolah. Mereka berlari kecil karena hampir terlambat.
"Kami biasa naik perahu karena tak ada jembatan. Kami tidak bayar kalau naik perahu. Siswa sekolah memang tak bayar," kata Cahya diamini Viki sambil berlalu.
Sementara itu dimintai tanggapan soal warga terpaksa naik perahu karena tidak adanya jembatan, Sekda Grobogan, Moh. Sumarsono mengatakan, pemkab akan mendorong pemerintah desa agar mengusulkan jembatan gantung kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
"Kita akan mendorong agar desa mengusulkan jembatan gantung ke provinsi (pemerintah provinsi)," kata Sumarsono dikonfirmasi via pesan pendek.
"Tahun ini baru kita dorong untuk mengusulkan karena itu di jalan desa atau aset desa," pungkas dia.
(bgk/bgk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini