Dari informasi, ada sekitar 200 lebih wisatawan dari berbagai daerah tidak dapat pulang dari Karimunjawa sesuai jadwal. Rata-rata mereka datang menggunakan jasa transportasi laut. Aktivitas penyeberangan memang dihentikan sementara waktu sejak 30 Desember 2018 akibat cuaca buruk dan gelombang tinggi.
Salah seorang Tour Leader di Karimunjawa, Tri menuturkan bahwa hingga hari ini belum ada kepastian aktivitas penyeberangan akan kembali dibuka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk itu Tri mengarahkan pada wisatawan untuk pulang menggunakan pesawat.
"Kalau tambahnya biaya hidup tidak jadi masalah, tapi mereka takut jika ada masalah dengan pekerjaan karena besok sudah masuk kantor. Akhirnya kami arahkan naik pesawat meskipun biayanya lebih mahal dari kapal," lanjutnya.
"Kami selalu update info BMKG karena cenderung akurat untuk dijadikan rujukan. Informasi yang kami dapat ada sekitar 200 lebih wisatawan yang tidak bisa pulang," paparnya.
Diwawancara terpisah, Direktur PT Sakti Inti Makmur (SIM) Express Bahari, Sugeng Riyadi menuturkan pemberhentian aktivitas penyeberangan sementara demi keamanam dan keselamatan. Mengingat cuaca buruk dan gelombang tinggi masih terjadi.
"Kami masih menunggu informasi resmi dari BMKG berkait kondisi laut," tuturnya.
Sekretaris Camat Karimunjawa, Nor Sholeh mengaku masih memantau kondisi tersebut. Sebab, dirinya sendiri berada di Jepara untuk mengikuti rapat.
"Iya, saya masih memantau karena saya sendiri tidak bisa menyeberang dari Jepara usai ada rapat," tandas dia.
Simak juga video 'Peranti Minimalis BMKG Hadapi Ancaman Tsunami':
(sip/sip)











































