Sampah yang menumpuk itu ada di bawah jembatan Kaligawe yang membuat dampak genangan di perkampungan Sawah Besar atau sekitar Banjir Kanal Timur. Kondisi paling parah terjadi pekan lalu, Sabtu, 8 Desember 2018.
Wilayah tersebut setiap musim hujan memang menjadi langganan banjir jika dapat kiriman air dari daerah atas. Namun tahun ini proyek normalisasi sudah dimulai dengan progres 55 persen dan seharusnya banjir bisa teratasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hari Jumat kemarin, hujan deras kembali mengguyur Kota Semarang dan membuat kepala daerahnya khawatir termasuk Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, yang meninjau jembatan Kaligawe malam hari.
Melihat masih ada sampah yang menumpuk, ia meminta agar petugas selalu siaga jika ada sampah mulai menumpuk segera angkut. Jika perlu ada shift malam yang bisa melakukan tindakan sesegera mungkin.
"Sekarang intensitas hujan sedang tinggi-tingginya. Jadi harus kejar-kejaran dengan hujan. Jangan menunggu siang, kalau perlu ada shift malam untuk mengangkut semua sampah di lokasi ini karena kalau siang kan terganggu dengan arus lalulintas," kata Ganjar, Sabtu (15/12/2018).
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, mengatakan Banjir di Kaligawe akhir-akhir ini selain sampah juga dampak dari penyempitan Kali Tenggang. Sehingga jangka panjangnya pemerintah akan menertibkan beberapa bangunan di bantaran sungai Tenggang dan di bagian atas sungai Kanal Banjir Timur.
"Di 2019 kami minta konsultan untuk mengidentifikasi berapa rumah di bantaran yang akan kami tertibkan. Selain sungai Tenggang hunian di sungai Kanal Banjir Timur bagian atas juga akan direlokasi. Ada warga yang sengaja membuang sampah ke sungai BKT meski ada pula yang terbawa arus," jelasnya.
![]() |
Hendrar juga menekankan untuk adanya percepatan pengerjaan normalisasi sungai Banjir Kanal Timur. Karena selain mengatasi banjir, proyek tersebut juga memperindah kota. "Terkhusus normalisasi BKT saya sangat mengharapkan adanya percepatan dalam pengerjaannya," ujar Hendrar.
Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanto Rahayu, menambahkan sampah di Banjir Kanal Timur kali ini memang cukup parah karena selain ranting pohon dan sampah plastik, ada juga lemari, kasur dan kursi.
"Sudah kayak supermarket, bahkan ada tandon air juga. Pasca limpasan air minggu lalu, 3 hari diambil sampahnya sampai 250 m2," kata Hevearita kepada detikcom.
"Selama masih ada sampah, tetap selalu dikeruk, saya minta pak camat dan pak lurah untuk monitor, begitu mulai ada sampah yang menutupi jembatan minta DPU mengambil dengan ampibios," imbuhnya.
Dari pantauan detikcom sore ini, sampah di bawah jembatan Kaligawe hanya tersisa sedikit dan ada pula yang dipinggirkan. Sebagian besar sampah yang memghambat sudah dikeruk dan dibuang.
Sampah tidak hanya berdampak di sekitar Banjir Kanal Timur, bahkan saluran yang baru diperbaiki di Jalan Supriyadi pun terhambat sampah sehingga air melimpas ke jalan. "Jalan Supriyadi kemarin selain karena curah hujan tinggi juga akibat sampah," tandas Hevearita.
Pemerintah daerah pun berharap masyarakat ikut membantu usaha antisipasi minimal dengan tidak membuang sampah sembarangan. (mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini