Slamet Bento (56), warga Bumiayu menegaskan, kecelakaan pada Senin siang, tidak lepas dari keberadaan flyover Kretek. Sebab flyover tersebut memiliki kemiringan yang cukup membahayakan.
"Hampir setiap kecelakaan yang diakibatkan rem blong ini terjadi setelah kendaraan melintasi flyover. Setelah melewati flyover, jalan menurun tajam sehingga kendaraan bermuatan berat sering kehilangan kendali akibat rem tidak fungsi," ujar Slamet, ditengah aksi penghadangan kendaraan.
Tindakan spontanitas warga ini sebagai bentuk protes warga agar pemerintah memberikan solusi tidak ada lagi kecelakaan di kawasan selatan Brebes.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat yang sama, Mardiyanto, warga Paguyangan mengatakan aksi ini tidak lain agar tidak terjadi kecelakaan serupa akibat FO Kretek. Selain itu, supaya para pemangku kebijakan memberikan perhatian penuh dalam menyelesaikan masalah FO Kretek.
"Kalau bisa terus ditutup untuk kendaraan besar sampai pemerintah turun tangan menangani masalah ini, sehingga tidak ada lagi korban jiwa," tandas Mardiyanto.
Penutupan jalan ini melibatkan warga dengan mengambil tempat di SPBU Wanatirta Paguyangan. Puluhan petugas diterjunkan untuk mengamankan aksi warga tersebut.
Mereka melakukan penghadangan terhadap semua kendaraan berat dari arah selatan (Banyumas) yang akan melintasi Fly over Kretek menuju ke utara. Sopir kendaraan tersebut dipaksa untuk berbalik arah menuju arah Banyumas.
Kasat Lantas Polres Brebes, AKP M Rikha Zulkarnaen menandaskan, aksi warga itu bukan penghadangan melainkan upaya mengurangi jumlah kendaraan yang akan melintas di FO Kretek. Pengurangan jumlah kendaraan ini karena pertimbangan jalan licin dan adanya kegiatan olah TKP.
"Itu bukan aksi penghadangan. Warga sengaja mengurangi jumlah mobil besar yang masuk karena kondisi jalan licin setelah hujan. Apalagi di TKP masih ada olah TKP," katanya. (bgk/bgk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini