Agro technopark yang berlokasi di Dusun Sumbermulyo, Desa Kepek, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul ini dapat dicapai dengan melakukan perjalanan darat sejauh 40 KM dari Yogyakarta. Sampai di lokasi yang berada di tengah perkampungan ini, detikcom mendapati sebuah bangunan beratap warna bening dari bahan plastik, begitu juga dengan dinding bangunan yang terbuat dari strimin berwarna bening.
Melongok lebih jauh, di dalam bangunan tersebut terdapat beraneka tanaman organik, antara lain seperti melon kuning, tomat dan selada. Sementara di bagian luarnya terdapat tiga bangunan lain yang menyerupai sebuah pabrik, kandang hewan ternak dan rumah makan.
![]() |
Salah seorang pengelola GAP, Tri Harjono mengatakan inisiasi pembangunan GAP bermula usai warga Dusun Sumbermulyo mengunjungi Kabupaten Malang, Jawa Timur. Di Kota Apel tersebut, ia bersama warga lainnya melihat pengelolaan agro wisata dengan sistem hidroponik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah melakukan musyawarah dengan pihak-pihak terkait akhirnya pembangunan GAP dilakukan mulai bulan Agustus 2018. Kawasan GAP sendiri terdiri dari 3 bangunan yang masing-masing memiliki fungsinya sendiri-sendiri.
"Untuk tanaman hidroponiknya ada 9 macam seperti melon kuning, tomat, labu, selada pagoda, daun mint dan lombok. Khusus yang tanaman luasnya 2000 meter persegi dan sisanya untuk pabrik pembuatan tahu tempe higienis, kandang ternak dan rumah makan, total luas GAP sekitar 5.000 meter persegi," katanya.
Mengenai kendala dalam merawat tanaman hidroponik, menurut Tri tidak begitu sulit, hanya saja diperlukan keuletan agar membuat tanaman tersebut tidak mati. Mengenai masa panen, ia menilai tak sampai 50 hari tanaman siap dipanen.
"Untuk perawatan? Yang penting disirami air terus menerus dan diberi nutrisi. Kalau panennya biasanya 45 haru sudah bisa dipanen," ucapnya.
Kepala Dusun Sumbermulyo, Dhoris Setiawan mengatakan, bahwa munculnya GAP memang berasal dari semangat warganya untuk mengembangkan potensi yang ada. Bak gayung bersambut, upaya warganya mendapat perhatian dari pemerintah daerah dan pihak-pihak guna menyulap lahan seluas 5000 meter persegi menjadi tempat wisata edukasi.
![]() |
"Baru dibuka, dan GAP ini konsepnya memang memadukan pertanian organik, peternakan hingga pembuatan tahu tempe secara higienis dan biogas dalam satu kawasan. Jadi GAP ini sebenarnya lebih ke tempat wisata edukasi," katanya.
Dhoris menambahkan konsep tersebut diusung mengingat rata-rata warganya berprofesi sebagai petani, peternak dan pembuat tahu tempe. "Dengan GAP ini diharapkan jadi ada multiplier efek bagi warga di sini," ujarnya.
Untuk biaya masuk ke GAP belum dikenakan biaya, padahal di tempat tersebut pengunjung bisa belajar menanam sayuran dan buah-buahan organik yang belum banyak di budidayakan oleh masyarakat. Menurutnya, pengunjung hanya dikenakan biaya saat membeli hasil pertanian organik atau tahu tempe yang dibuat secara higienis.
Terpisah, Kepala Desa Kepek, Bambang Setiawan mengapresiasi adanya GAP di Desa Kepek, menurutnya dengan adanya tempat tersebut dapat menjadi percontohan bagi desa lain di Kabupaten Gunungkidul. Diungkapkannya Dusun Sumbermulyo dulunya termasuk salah satu Dusun yang kumuh.
Namun, dengan upaya mengangkat dan memanfaatkan potensi yang ada, saat ini Dusun Sumbermulyo telah berkembang dan bisa memiliki salah satu destinasi wisata edukasi di Kabupaten Gunungkidul. Bahkan dengan keberadaan GAP dapat menambah pemasukan ekonomi bagi warga Desa Kepek, khususnya Dusun Sumbermulyo.
"Harapannya pengunjung yang datang membeli hasil pertanian organik dan tahu tempe yang dibuat secara higienis di GAP. Bahkan pengunjung bisa langsung memillih sayuran dan buah dengan memetik sendiri," pungkasnya.
Tonton juga ' Lubang Raksasa di Ladang Hebohkan Warga Gunungkidul ':
(bgk/bgk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini