Ribuan Burung Layang-layang Asia Bermigrasi ke Yogya

Ribuan Burung Layang-layang Asia Bermigrasi ke Yogya

Usman Hadi - detikNews
Sabtu, 24 Nov 2018 18:36 WIB
Foto: Usman Hadi/detikcom
Yogyakarta - Ribuan burung layang-layang Asia yang berasal dari Siberia, Jepang, China, dan wilayah lainnya bermigrasi ke daerah tropis salah satunya ke Yogyakarta. Burung ini bermigrasi untuk menghindari musim dingin yang ekstrem di tempat asalnya.

Pantauan detikcom, burung layang-layang Asia bisa ditemukan di Jalan Suryotomo Yogyakarta. Ribuan burung yang berkoloni ini biasanya menghinggap di bentangan kabel listrik atau pepohonan saat petang, lalu pagi harinya mereka menyebar.

Pengamat Burung, Asman Adi Purwanto, menjelaskan bahwa habitat burung layang-layang Asia berasal dari wilayah yang memiliki empat musim. Namun karena dilanda musim dingin, akhirnya mereka bermigrasi ke daerah khatulistiwa yang lebih hangat.

"Iya, jadi memang yang di situ (singgah di Jalan Suryotomo Yogyakarta) layang-layang Asia. Itu burung yang bermigrasi dari Rusia, Mongol, China," jelas Asman saat berbincang dengan detikcom, Sabtu (24/11/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, masyarakat awam biasanya menganggap burung migran ini sebagai Sriti (walet), padahal keduanya adalah burung yang berbeda. "Kalau burung walet kan dia enggak bertengger, kalau burung layang-layang ini dia bertengger," tuturnya.

Bermigrasinya burung layang-layang Asia adalah fenomena tahunan. Biasanya burung yang berkoloni ini meninggalkan tempat asalnya sekitar September dan sampai di Yogyakarta sekitar Oktober. Kemudian mereka akan kembali ke utara Bulan Februari.

Tujuan mereka bermigrasi selain untuk menghindari musim dingin juga untuk mempertahankan hidup. Sebab, di wilayah asal mereka sumber pakan berkurang karena diterpa musim dingin ekstrem, sehingga mereka bermigrasi untuk mencari sumber pakan baru.

"Supaya mereka bisa bertahan hidup mereka bermigrasi ke daerah yang beriklim tropis yang di situ pakannya melimpah kayak serangga-serangga. Kalau burung layang-layang ini kan makannya serangga-serangga kecil," jelasnya.

Meski layang-layang Asia tipikal burung migran, menurut Asman sebagian dari burung ini akan memilih tinggal sementara waktu di Yogyakarta. Oleh sebab itu, tak heran bila di luar Bulan Oktober-Februari masih dijumpai jenis burung ini di Yogyakarta.

"Karena dia umurnya masih muda, belum siap kawin, jadi dia stay dulu. Nanti yang sudah siap kawin, biasanya antara Bulan Februari itu mulai kembali ke utara. Jadi mulai Februari, Maret, mereka akan kembali lagi ke habitatnya untuk berkembang biak," tutupnya.

(bgk/bgk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads