"Jadi alasan tersangka membakar mayat karena menjalankan adat Bali, kan kalau di sana (Bali) orang meninggal dikremasi. Tapi karena tidak punya uang lalu muncul inisiatif dikremasi dengan dibakar pakai 3 liter pertalite itu di Sanden," kata Kaur Bin Ops (KBO) Reskrim Polres Bantul, Iptu Muji Suharjo saat melalukan press realese di Polres Bantul, Sabtu (10/11/2018).
"Modusnya, mayat dibawa dua tersangka pakai motor dengan dibungkus kasur secara membujur. Setelah sampai TKP lalu diturunkan dan disiram pakai pertalite lalu dibakar dan ditinggal. Kalau kasurnya tetap dibawa pulang sama tersangka," imbuhnya.
Lanjut Muji, sebelum korban dibakar ternyata sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Harjolukito karena menderita sakit diabetes. Karena terbentur biaya, tersangka membawa korban pulang ke rumah dan sesampainya di rumah korban meninggal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bukan saudara (antara tersangka dan korban), tapi tinggal satu rumah tanpa ikatan. Bisa dikatakan itulah (umpul kebo)," ujarnya.
"Jadi korban meninggal Selasa (6/11/2018) malam, dan berangkat ke Sanden jam 12 malam lalu sampai TKP sekitar jam 1 dini hari (Rabu, 7/11/2018). Sampai sana lalu mayatnya dibakar itu tadi," imbuhnya.
Ditambahkan Muji, pihak keluarga korban dari Bali telah melihat kondisi korban di Rumah Sakit Bhayangkara Polda DIY. Bahkan, untuk mayat korban rencananya hari ini, Sabtu (10/11/2018) akan dikremasi oleh pihak keluarga korban. (bgk/bgk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini