Mendikbud Minta Maaf KBM di Sulteng Belum Optimal

Mendikbud Minta Maaf KBM di Sulteng Belum Optimal

Ristu Hanafi - detikNews
Rabu, 24 Okt 2018 13:53 WIB
Mendikbud Muhadjir Effendy. Foto: Ristu Hanafi/detikcom
Sleman - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy meminta maaf kegiatan belajar mengajar (KBM) siswa terdampak gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah (Sulteng) belum bisa berjalan optimal. Muhadjir menyebutkan saat ini Kemendikbud masih fokus mendirikan sekolah darurat.

"Saya minta maaf, memang (penanganan) tidak secepat (seperti) ketika kita menangani (gempa) di NTB. Karena bencananya (di Sulteng) beruntun dan kita sudah terlanjur semuanya difokuskan di NTB, terutama tenda dari Kemendikbud," kata Muhadjir ditemui wartawan di sela acara Asean Ministers Responsible for Culture and Arts (AMCA) and Senior Official Responsible for Culture and Arts (SOMCA) Asean di Hyatt Regency, Sleman, Rabu (24/10/2018).

Muhadjir memaparkan pihaknya sedang berusaha keras untuk mendirikan sekolah darurat memakai tenda. "Kita punya tenda sudah terlanjur didirikan di NTB. Tinggal 46 buah tenda, kemudian waktu saya berkunjung ke Sulteng, diputuskan bangun sekolah darurat dari material yang ada di sana, dan sudah mengirim bambu dari Sulawesi Barat," jelasnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Kemendikbud sepakat akan bantu biaya pemasangan (sekolah darurat) tiap sekolah Rp 30 juta dan dibantu terpal, dan saat ini masih bekerja di lapangan," sambungnya.

Muhadjir menerangkan Kemendikbud telah menerima bantuan tenda dari UNICEF sebanyak 450 tenda. Sedangkan kebutuhan sekolah darurat sebanyak lebih dari 1.460 tenda.

"Dalam waktu dekat mudah-mudahan semuanya selesai," harapnya.


Muhadjir melanjutkan sekolah darurat hanya difungsikan maksimal 3 bulan. Dan KBM di sekolah darurat bukan berarti pelajaran di kelas sudah kembali normal.

"Tapi masih pendataan, trauma healing pemberian konseling ke siswa agar mau kembali sekolah, guru yang terdampak dan trauma juga diberi konseling. Jadi memang masuk sekolah jangan diartikan langsung pelajaran, mungkin masih butuh 1 bulan untuk trauma healing," ujarnya.

Menurut Muhadjir, KBM normal baru bisa berjalan setelah Kementerian PUPR membangun sekolah sementara yang bisa dipakai 1-2 tahun. Setelah itu Kementerian PUPR baru akan membangun sekolah permanen.

"Jadi ada 3 tahap, Kemendikbud hanya siapkan sekolah darurat untuk 3 bulan paling lama, kirim bantuan alat belajar, dan tim psikolog dari akademisi dan Ikatan Guru Bimbingan Konseling," jelasnya.

"Untuk pembangunan sekolah sementara semoga dalam waktu dekat, seperti di NTB, di Sumbawa Barat, saat ini sudah ditempati para siswa. Kalau yang permanen (di Sulteng) sesuai pernyataan Pak Wapres, butuh waktu 2 tahun. Diutamakan membangun infrastruktur publik, jalan, pasar, tempat ibadah. Dan sekolah belakangan, makanya kita antisipasi sekolah darurat, dilanjutkan sekolah sementara dan permanen," imbuhnya.

"Tapi masyarakat di sana juga aktif, peduli pendidikan anaknya, menggairahkan KBM bisa aktif lagi," pungkas Muhadjir.


Saksikan juga video 'Tim Jokowi-Ma'ruf Gelar Pentas Seni untuk NTB dan Sulteng':

[Gambas:Video 20detik]

(sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads