Usai Salat Jumat terakhir di Masjid Jami bernama Baitul Mustaghfirin warga kemudian memanjatkan berdoa. Lantunan salawat dikumandangkan kemudian digelar makan bersama dengan tumpengan.
Warga kemudian saling bahu membahu menurunkan 4 kubah kecil dan 1 kubah besar di atas masjid. Dalam proses penurunan manual itu warga diiringi dengan lantunan Salawat. Kubah kemudian dibawa ke bangunan Masjid baru yang letaknya tidak jauh dari lokasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari awal bukan penolakan tapi koordinasi sehingga ada titik temu jalan keluar. Harapannya karena masjid baru menimbulkan keberkahan baru," kata Ruswanto dil okasi, Kelurahan Tambakaji RT 01 RW 09 Kota Semarang, Jumat (28/9/2018).
"Masjid pembangunan awal 1991 dan berkembang sampai sebesar ini," imbuhnya.
Salah seorang Jemaah, Robi terlihat memandangi masjid dan mengenang kegiatannya di masjid itu. Menurutnya masjid tersebut memiliki banyak kenangan. Namun demi kepentingan orang banyak, maka warga rela masjidnya dipindah.
"Sebenarnya banyak kenangan yang membekas selama masjid ini berdiri sejak puluhan tahun. Tapi demi kepentingan jalan tol, ya mau bagaimana lagi, harus kita relakan. Sudah ada penggantinya," kata Robi.
Sementara itu Manajer pengendalian lahan PT Jasa Marga tol Semarang-Batang, Hadi Susanto menjelaskan pembongkaran memang dimulai dari pelepasan aset-aset masjid seperti kubah, mimbar, lemari, dan lainnya.
"Tahapan pembongkaran koordinasi berbagai pihak, kubah utama, pindah masjid baru, kemudian mimbar khotib, bedug, itu aset awal masjid," jelas Hadi.
Pembongkaran masjid secara fisik diperkirakan butuh waktu 2 hari, sedangkan warga bisa mulai menggunakan masjid baru mulai salat Maghrib nanti sore. Terkait proses pembangunan jalan tol, konstruksinya sudah mencapai 88 persen.
"Rencananya ruas tol akan diresmikan akhir 2018," tandasnya.
Simak Juga 'Viral Pagar Masjid Istiqlal Ditutup, Ini Kata Pengurus':
(alg/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini