Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rembang tidak mampu menyalurkan bantuan air bersih ke desa-desa yang mengalami kekeringan.
Pasalnya BPBD setempat kehabisan dana untuk menyalurkan bantuan air bersih.
Dana sebesar Rp 70 juta untuk penyaluran air bersih telah habis.
Kepala BPBD Rembang, Purwadi Samsi mengakui anggaran bantuan air bersih yang digelontorkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) tidak cukup untuk mengkover kondisi kekeringan di Rembang tahun ini. Padahal, saat ini justru kekeringan di Rembang kian meluas.
BPBD saat ini hanya mengharapkan bantuan dari sejumlah perusahaan dari kucuran dana CSR masing-masing. Diharapkan, dari dana CSR itulah dapat turut meminimalkan kekeringan yang terjadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya pokonya kita terima saja (bantuan dari pihak manapun), baik itu 10 tangki atau berapapun kita terima. Harapannya bisa tercover semua," lanjutnya.
Purwadi menjelaskan, pada pertengahan bulan kemarin, ada sebanyak 20 Desa yang telah mengajukan permohonan bantuan suplai air bersih. Namun, saat ini sudah ada lebih dari 50 Desa pemohon bantuan suplai air bersih yang tersebar di 12 Kecamatan seluruh Kabupaten Rembang.
"Kebetulan tahun ini, hanya ada 2 Kecamatan yang tidak mengajukan permohonan bantuan air bersih, yakni Kecamatan Sarang dan kecamatan Sale. Bahkan Pamotan yang biasanya bebas dari kekeringan, kemarin baru saja mengajukan kepada kami bantuan air bersih," terangnya.
Berdasarkan ramalan cuaca dari BMKG, mudim kemarau di Kabupatren Rembang akan berlangsung hingga akhir November mendatang. Kondisi itu lebih lama jika dibanding dengan perkiraan musim kemarau yang berlangsung di Kabupaten/kota lainnya di Jawa Tengah. (bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini