Pria 56 tahun ini tiba di Jalan Ahmad Yani Kabupaten Kudus siang ini setelah menempuh jarak ratusan kilometer dari Surabaya, sejak Jumat (24/8). Sekitar 10 hari, kakinya tak juga lelah melangkah.
"Silakan kalau mau wawancara. Saya menepi dulu. Sambil berdiri, nggak apa-apa, ya," kalimat pembuka Rambo menerima tawaran wawancara oleh wartawan di depan kompleks ruko Jalan A Yani, Kudus, Senin (3/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sepanjang perjalanan, dia biasanya bertemu dengan warga dan berbincang soal bahaya narkoba. Sehingga dia tak memikirkan target kapan harus sampai di Jakarta.
"Kalau saya naik kendaraan ke Jakarta, ke istana. Yang tahu paling mereka saja. Kalau saya jalan kaki, banyak warga yang membaca tulisan saya di papan belakang yang saya bawa," terangnya
Di papan yang digendongnya bersama tas, tertulis misi kemanusiaan Surabaya-Jakarta PP Jalan Kaki. Di bawahnya ada tulisan yang terdiri dari beberapa kalimat pesan bahaya narkoba bagi generasi muda serta dampaknya. Tulisan itu mudah dibaca dari jarak dekat.
Di kesempatan ini, Rambo mengaku aksinya ini adalah idenya sendiri. "Saya tidak kena narkoba. Tapi saya tahu jelas, banyak teman-teman saya yang pakai narkoba. Bahkan kesakitan di rumah saya. Sampai anak dan istrinya terlatar," bebernya mengisahkan tentang temannya yang terjerat narkoba.
Rambo bercerita, ada temannya yang pemakai narkoba dan kini meringkuk di penjara. "Anak dan istrinya, bagaimana? Di luar penjara, siapa yang kasih makan? Siapa yang melindungi?" beber Rambo mengungkapkan kisah temannya dengan nada emosional.
![]() |
Pria yang sehari-harinya bekerja sebagai sopir angkot di Surabaya, mengaku tak peduli dengan nada nyinyir warga tentang aksinya ini. Berbekal Rp 1 juta, Rambo mantap melangkahkan kakinya ke Jakarta.
Selama berjalan kaki, Rambo mengaku belum menemui kendala berarti. Setiap hari, dia memulai perjalannya dari SPBU tempatnya beristirahat pada pukul 05.00 WIB atau pukul 06.00 WIB. Selama perjalanan, dia akan istirahat saat lelah. Tak ada jadwal atau target jarak tertentu.
![]() |
"Senter (lampu) saya hilang. Jadi kalau jalan kaki malam hari agak terhambat. Tapi kalau saya capek jalan, saya istirahat," imbuhnya.
Sejumlah warga Kudus tampak mendatanginya. Ada yang mengajaknya berfoto, dan ada juga yang memotretnya. Bahkan ada juga warga yang memberinya makanan roti dalam bungkus ukuran besar.
"Ini Pak, roti. Semoga sukses misi mulianya," kata seorang perempuan yang turun dari mobilnya.
Setelah tiba di Istana Merdeka, Rambo mengaku akan kembali pulang ke Surabaya juga dengan berjalan kaki. Dia berencana akan melakukan aksinya ke kota lain seperti Tulungagung dan sekitarnya. (sip/sip)