Seperti yang disampaikan Misbah, wisatawan asal Yogyakarta. Ia bersama rombongannya sengaja memilih untuk mendirikan tenda di camping ground yang sudah dibawanya dari rumah. Menurutnya, dengan menginap di tenda selama perheletan DCF lebih hemat.
"Kami berangkat berempat dan mendirikan tenda di camping ground. Ini lebih murah dibanding dengan homestay yang harganya rata-rata naik saat DCF," ujarnya, Sabtu (4/8/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Seperti air bersih, toilet hingga colokan listrik untuk charge handphone.
"Ada banyak fasilitas di sini. Air bersih tidak bingung termasuk jika baterai handphone habis," kata dia.
Meski diakuinya, tidur di tenda jauh lebih dingin jika dibanding dengan penginapan di homestay. Misbah menceritakan turunnya suhu udara di Dieng Jumat (3/8) malam sempat membuatnya sulit tidur.
"Karena meski sudah memakai jaket dan sleeping bag dinginnya tetap tembus," tuturnya.
Wisatawan lain yang memilih mendirikan tenda di camping ground, Ridwan mengaku lebih menyatu dengan alam. Mengingat perhelatan DCF hanya digelar setahun sekali.
"Kalau tidurnya di homestay sudah biasa. Jadi karena jarang-jarang, kami sengaja memilih mendirikan tenda," ujarnya.
Apalagi, lokasi camping ground tidak jauh dengan venue agenda DCF. Seperti Jazz Atas Awan, pesta lampion dan berbagai gelaran budaya saat DCF.
"Lokasinya tepat di sebalah venue jadi kalau dingin malas keluar, bisa mendengarkan dari dalam tenda," kata dia. (bgk/bgk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini