Ayah korban, Turmidi, memaparkan anak ketiganya itu bekerja atas keinginanya sendiri. Meski awalnya tidak diizinkan, namun karena korban merengek terus akhirnya Turmidi dan istrinya menuruti permintaan anaknya.
"Dulu kan masih kecil, baru lulus MTs, makanya saya tidak mengizinkan untuk bekerja. Tapi anaknya itu nangis terus 3 hari akhirnya ya saya izinkan," kata Turmidi saat ditemui detikcom di rumahnya RT 18/ RW 7, Dukuh Waluh Kulon, Waluyorejo, Puring, Kebumen, Rabu (1/8/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Siti Munasiroh adalah bungsu dari 3 bersaudara pasangan Turmidi (63) dan Kartiyem (58). Di mata keluarga, Siti merupakan anak yang baik, pendiam dan patuh terhadap orang tua.
![]() |
Siti pergi merantau sudah sejak 2007 silam. Namun selama itu pula tidak pernah berkomunikasi dan tidak ada kabar apapun dari anak kesayangannya itu, hingga akhirnya diketahui bahwa ia sudah meninggal.
"11 tahun tidak komunikasi, dicari ke sana juga tidak ada, tahu-tahu ada kabar bahwa anak saya telah meninggal. Yang memberi tahu dari saudara dan pihak desa yang sebelumnya dikabari polisi," kata Turmidi.
"Bukan cuma kangen, tapi sangat berharap anak kami ketemu dengan selamat, tapi Tuhan berkehendak lain. Semoga petugas bisa memberikan hukum seadil-adilnya," lanjut Turmidi.
Hingga saat ini, Kartiyem, ibunda Siti, masih terpukul atas kabar terakhir tentang anaknya tersebut. Kartiyen masih belum bisa bangkit dari tempat tidur dan masih meratapi kepergian akhir hidup anaknya yang menegenaskan.
Tonton juga 'Bawa Senjata, Pembantu Ditodong, Rampok Gasak Rumah di Jakarta':
![]() |