Bungsu dari 3 bersaudara pasangan Turmidi (63) dan Kartiyem (58) warga RT 18/ RW 7, Dukuh Waluh Kulon, Desa Waluyorejo, Kecamatan Puring, Kebumen, itu diketahui meninggal pada 18 Juli 2018 lalu dan langsung dikubur oleh majikannya Jaya Berlina (42) di Purwakarta Jawa Barat.
Siti Munasiro bekerja sebagai ART sejak tahun 2007. Namun, sejak kepergiannya itu, Siti sudah tidak bisa dihubungi lagi oleh keluarga hingga diketahui sudah meninggal. Bahkan sebelumnya pihak keluarga berkali-kali berusaha mencari keberadaan Siti, namun tak diketemukan keberadaannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Di mata keluarga, Siti merupakan anak yang baik, pendiam dan patuh terhadap orang tua. Orang tua korban merasa sangat kehilangan atas kepergian anak kesayangannya itu. Bahkan, hingga kini ibu korban masih sangat shock dan sulit diajak komunikasi.
"Anaknya baik, pendiam dan patuh sama orang tua. Kalau saya perintah pasti nurut nggak pernah bantah. Kami benar-benar merasa kehilangan, ibunya juga sampai sekarang masih sedih terus, sering nangis, makan susah diajak komunikasi juga susah," lanjutnya.
Saimpen, tetangga korban, mengaku sempat mencatatkan nomor HP keluarga Siti. Catatan itu diberikan kepada Siti agar sewaktu-waktu bisa dihubungi oleh Siti. Namun selama 11 tahun merantau, Siti sama sekali tidak pernah menghubungi ketiga nomor HP tersebut.
"Namun kemarin nomor Mas Jumadi (salah satu saudara Siti) itu ada yang menghubungi dari polisi dan mengabarkan kejadian itu. Ternyata polisi menemukan nomor HP Mas Jumadi di kertas saat penggeledahan di rumah majikan Siti. Akhirnya polisi telpon dan kami tahu kabar itu," kata Saimpen. (mbr/mbr)