"Ini akan semakin memudahkan perjalanan jemaah, karena setelah turun dari pesawat (di Arab Saudi), mereka hanya diperiksa parpornya saja, lalu naik ke bus menuju pemondokan," ujar Kasubag Humas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Solo, Afief Mundzir, kepada para wartawan di asrama haji Donohudan, Ngemplak, Boyolali Senin (16/7/2018).
Tahun sebelumnya, pemeriksaan biometrik selalu dilaksanakan di bandara kedatangan di Mekah dan Jedah, Arab Saudi. Hal itu memakan waktu cukup lama karena terkendala bahasa. Kemudian tahun ini pemeriksaan biometrik tersebut dipindah dari Arab Saudi ke embarkasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemindahan proses pemeriksaan biometrik di embarakasi ini, jelas dia, akan mempersingkat proses pemeriksaan. Ada 20 unit alat yang sudah disiapkan di gedung Muzdalifah untuk proses pemeriksaan biometrik ini.
![]() |
"Jadi bahasa tak akan menjadi kendala lagi, sebab yang ditugaskan memeriksa di Embarkasi bisa berbahasa Indonesia. Sebagian petugas pemeriksa juga orang Indonesia," jelasnya.
Menurut Afief, dari 12 embarkasi di Indonesia, pemeriksaan biometrik hanya dilakukan di tiga embarkasi, yakni Solo, Surabaya, dan Jakarta. Embarkasi Solo dijadikan pilot project, hasilnya akan menjadi tolak ukur penerapan sistem yang baru pertama kali dilakukan dalam proses pemberangkatan jamaah calon haji.
Total jemaah calon haji Embarkasi Solo tahun ini sebanyak 34.112 orang. Terdiri 30.479 jemaah asal Jateng dan 3.158 jemaah dari DIY, serta 475 petugas Kloter. (mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini