Sebab berdasarkan pada pengalaman tahun sebelumnya, embun es masih muncul hingga akhir Agustus.
Kepala Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur Banjarnegara, Slamet Budiono mengatakan, biasanya embun es muncul saat musim kemarau yakni antara Juli hingga Agustus. Hanya, kemunculan ini tidak selalu terjadi setiap hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebenarnya setiap tahun embun es selalu muncul. Hanya, untuk harinya apa itu tidak tentu. Biasanya Bulan Juli dan Agustus," terangnya Kepada detikcom, Senin (9/7/2018).
Sementara itu, penitia DCF Aprilianto mengatakan, event tahunan DCF tahun 2018 akan digelar tiga hari. Yakni mulai Jumat (3/8) hingga Minggu (5/8). Namun, lantaran kemunculan es tidak bisa diprediksi jauh-jauh hari, ia belum bisa memastikan kemunculan fenomena tersebut saat DCF.
"Dulu pernah saat gelaran DCF tahun 2014 bahkan sangat tebal di kawasan Candi Arjuna. Tetapi, tahun berikutnya tidak berbarengan dengan embun es," kata dia.
Akantetapi, hal tersebut masih bisa terjadi. Apalagi, biasanya munculnya embun es berakhir pada akhir Bulan Agustus. Sehingga, menurut dia munculnya embun es saat DCF sebagai bonus bagi wisatawan.
"Anggap saja sebagai bonus jika embun es muncul berbarangan dengan DCF. Karena wisatawan dapat melihat langsung momen langka dan bisa merasakan sensasi dingin hingga minus drajat celsius," ujarnya.
Saat ini, target tiket DCF sebanyak 3 ribu sudah terjual sekitar 80 persen. Biasanya semakin mendekati gelaran DCF, tiket akan terjual habis.
"Target tiket kami 3 ribu. memang lebih sedikit dari tahun sebelumnya yakni 3500. Karena kami ingin wisatawan lebih nyaman dan tidak desak-desakan," tuturnya. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini