Ketua DPW Pemuda Perindo DIY, RM Jeferson Lanang, mengatakan keputusan 'bedol desa' itu berdasarkan hasil rapat pengurus DPW dan maupun DPD-DPD Pemuda Perindo di DIY. "Kami membulatkan tekad bedol desa, keluar dari kepengurusan maupun dari Partai Perindo,"kata Jeferson Lanang di Ndalem Notoprajan Yogyakarta, Senin (9/7/2018).
Seluruhnya terdapat 45 Pemuda Perindo yang menyatakan mundur. Sedangkan bakal caleg yang juga ikut mundur sebanyak 8. Belum ditentukan akan bergabung ke partai mana setelah keluar dari Perindo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka menilai Partai Perindo maupun organisasi sayap sepertinya jalan di tempat. Alasan lain adalah pengelolaan dana partai yang dinilai tidak transparan. Ada juga faktor tekanan agar para bacaleg tidak mendukung Jokowi yang dinilai telah mendzalimi Hary Tanoesoedibjo, pendiri sekaligus pucuk pimpinan Perindo.
"Di Rakernas Perindo, kami harus medukung Jokowi, tetapi di bacaleg sebisa mungkin kami tidak dukung. Itu yang membuat kami kecewa," kata Jeferson.
Mereka pun kemudian melepas atribut yang tertempel di tembok Ndalem Notoprajan. Atribut yang bertuliskan DPW Pemuda Perindo DIY itu dilepas dan diturunkan bersama-sama.
Menanggapi aksi kader tersebut, Ketua DPW Partai Perindo DIY, Nanang Sri Rakmadi, mengatakan sejauh ini belum pernah terbentuk kepengurusan DPD Pemuda Perindo di 5 kabupaten/kota di DIY. Sedangkan pengurus tingkat provinsi jumlahnya hanya 7 orang, tidak sampai 45 orang.
Terkait bacaleg yang mundur, ia menjelaskan bahwa sampai saat ini para bacaleg masih mengurus pendataan dan belum mendaftar sehingga belum resmi mendaftar. "Baru mengurus data, tapi belum daftar. Yang mana orangnya juga belum tahu. Tidak ada pengunduran bacaleg itu," tegasnya. (mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini