"Nanti kita lihat sajalah, nanti kalau memang betul nanti ada komunikasi," kata Sultan, ditemui di acara syawalan Pemda DIY bersama Pemkab Kulon Progo, di Taman Budaya Kulon Progo, Selasa (3/7/2018).
Menurut Sultan, usulan memindahkan makam Pangeran Diponegoro yang merupakan putera sulung Sri Sultan Hamengku Buwono III itu butuh banyak pertimbangan. Sultan pun belum bersedia menjawab apakah memungkinkan makam Diponegoro dipindah ke Yogyakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sultan pun menyebutkan usulan pemindahan makam Pangeran Diponegoro baru pertama ini dia dengar. "Belum pernah ada usulan (dari internal atau eksternal Keraton)," imbuhnya.
Pangeran Diponegoro bernama kecil Bendoro Raden Mas Ontowiryo, lahir 11 November 1785. Dia terkenal dengan memimpin Perang Diponegoro/Perang Jawa (1825-1830) melawan pemerintah Hindia Belanda. Jejak perjuangannya dari Tegalrejo Yogya, Kulon Progo, Gua Selarong Bantul, Magelang, Purworejo, Kebumen, hingga Ungaran.
Pangeran Diponegoro akhirnya ditangkap Belanda, dipenjara, dan diasingkan di Benteng Fort Rotterdam Makassar hingga wafat pada usia 69 tahun. Pangeran Diponegoro dimakamkan di Makassar yang kini bernama Makam Pahlawan Nasional Pangeran Diponegoro.
Tonton juga 'Sandi soal Pilpres: Besar Harapan Dijatuhkan pada Anies-Prabowo':
Prabowo mengatakan keinginannya tersebut untuk membalikkan apa yang telah dilakukan para penjajah di tanah air.
"Saya Ingin mengusulkan kepada Pak Amien Rais dan tokoh-tokoh, bahwa kita harus berjuang antara lain, saya ingin sebetulnya mengembalikan, makamnya Pangeran Diponegoro ke rumahnya di Yogya. Kita tahu arwahnya nggak di situ lagi, ini hanya simbol bahwa bangsa asing pernah menangkap, menjajah, perang lawan kita, pemimpin kita dibuang dan matinya pun dia enggak boleh ke rumah. Ke keluarganya," kata Prabowo dalam halalbihalal yang digelar di aula Ir Soekarno di UBK, Jalan Kimia, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (29/6/2018).
![]() |
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini