"Hari ini bersama Polres akan mendata dan memeriksa (armada jip lava tour) di lapangan," kata Kepala Dinas Perhubungan Sleman, Mardiyana kepada wartawan, Rabu (20/6/2018).
Pemeriksaan armada jip meliputi kelaikan rem, setir, roda, hingga sabuk pengaman dan helm. Diakuinya, pihaknya sebetulnya telah melakukan pembinaan terhadap 29 komunitas jip wisata lava tour Merapi terutama dari sisi keamanan penumpang dan kelaikan armada. Namun masih saja terjadi kecelakaan di lapangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami dan Polres terus melakukan pembinaan lewat asosiasi. Dari 29 komunitas plus satu koperasi di Tebing Breksi (Prambanan) sudah punya standar yang mestinya disepakati dan dilaksanakan semua komunitas. Ini yang perlu diawasi lagi di lapangan," jelasnya.
Mardiyana mengungkapkan bahwa mayoritas jip wisata lava tour Merapi yang berjumlah sekitar 800 armada memang sudah berusia tua. Bahkan ada yang produksi tahun 1958. Sehingga dalam sepekan minimal armada jip diperiksa dan diistirahatkan sehari.
"Jip ini bukan angkutan umum, tidak ada uji kir sesuai UU 22/2009. Tapi setidaknya harus mendekati aspek dan teknis kelaikan jalan, harus diperiksa rutin karena dipakai untuk jasa wisata," imbuhnya.
Kecelakaan jip lava tour Merapi yang tejadi di Dusun Tangkisan, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, kemarin siang. Jip terperosok ke jurang sedalam 4 meter. Diduga penyebabnya karena kerusakan setir sehingga sopir tidak bisa mengendalikan laju kendaraan.
Seorang wisatawan tewas yakni Enny Fatmawati (42), perempuan warga Gunung Putri, Bogor. Sedangkan korban luka-luka yakni Sandhy Mas Nugroho (14), Ngatmadi (54), Atik Rahmawati (40), dan Sriyatun (52), seluruhnya warga Cokro Tulung, Klaten.
Saksikan juga video 'Piknik Anniversary d'Traveler: Bersenang-senang di Yogyakarta Bagian 2':
(sip/sip)











































