Pemkot setuju perlintasan sebidang tersebut ditutup jika pemerintah pusat bersedia membangun flyover baru di atasnya.
"Kalau (perlintasan sebidang Lempuyangan) ditutup harus dibuat flyover yang baru, yang lebih lebar yang mampu menampung jalan dan jalan-jalan sekitarnya," kata Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi di Kantor DPRD Yogyakarta, Senin (28/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau enggak (dibangun flyover baru) akan terjadi kemacetan baru di Yogyakarta wilayah tengah. Jadi Malioboro macet, wilayah tengah macet, maka akan menjadi problem yang besar di Yogyakarta," paparnya.
Dia mengingatkan bahwa wacana penutupan perlintasan sebidang di Lempuyangan bukan perkara sederhana. Terlebih flyover yang sudah ada awalnya dibangun bukan untuk menggantikan perlintasan sebidang di bawahnya, tetapi untuk mengurai kemacetan.
Pemkot Yogyakarta, lanjut Heroe, telah berkoordinasi dengan kemenhub. Pihaknya telah menunjukkan data-data terkait kepadatan kendaraan di perlintasan sebidang Lempuyangan, kemudian pemkot mengusulkan agar dibangun flyover baru.
"Itulah yang kemudian kita sampaikan dan kemudian kemenhub tampaknya juga memaklumi terhadap apa yang kita rasakan. Prinsipnya kita itu tidak menolak, tetapi mengurangi tentang dampak yang lebih buruk dari penutupan itu," ungkapnya.
"Kemudian nanti kita bersama dengan teman-teman Kemenhub terutama, untuk mengkaji lagi tentang cara penyelesaian penataan lalu lintas yang ada di sekitar Lempuyangan," lanjut dia.
Sebagaimana diketahui, kemenhub berencana menutup tiga perlintasan sebidang di Daerah Istimewa Yogyakarta, yakni di Lempuyangan, Janti, dan Sentolo. Dari ketiganya baru Perlintasan Sebidang Lempuyangan yang hingga kini belum ditutup. (bgs/bgs)