Dusun ini boleh dikatakan dusun tertinggi yang ada di Kabupaten Sleman. Dusun Kalitengah Lor juga berbatasan langsung dengan Desa Balerante, Kecamatan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Dusun ini letaknya juga tidak jauh dari Sungai Gendol yang berhulu di Merapi.
Seperti apa sikap warga Dusun Kalitengah Lor dengan peningkatan status Merapi?
"Ya kalau malam tidur di balai desa, anak-anak di sana. Kalau pagi saya pulang ke rumah, cari rumput," kata warga Kalitengah Lor, Waitri (40) ketika ditemui wartawan, Kamis (24/5/2018).
![]() |
Berbeda diungkapkan Sri (40). Saat erupsi freatik pukul 02.56 WIB tadi, dia dan keluarga tidak turun ke balai desa yang merupakan posko pengungsian. Rumahnya berada di sisi utara dusun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Ditemui di Balai Desa Glagaharjo, Kaur Pemerintahan setempat, Heri Prasetyo menyebut Dusun Kalitengah Lor tergolong padat penduduk. Saat ini tercatat sekitar 170 KK dengan jumlah warga 400an jiwa.
"Di sebelah selatannya Kalitengah Kidul, jumlah warga di sana sekitar 110 KK," jelasnya.
Sementara itu Kepala Pelaksana BPBD Sleman, Joko Supriyanto mengungkapkan Dusun Kalitengah Lor dan Kalitengah Kidul masuk dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) 3 Gunung Merapi. KRB 3 memiliki radius sekitar 5 km.
"Permukiman paling tinggi di Dusun Kalitengah Lor dan Kalitengah Kidul. Juga di bawahnya ada Dusun Srunen bagian utara, masih banyak rumah penduduk dan itu masuk KRB 3," ujarnya.
Menurut Joko, KRB 3 sebetulnya direkomendasikan tidak boleh dihuni secara tetap. Warga yang kini tinggal di dua dusun tersebut seharusnya bersedia direlokasi setelah erupsi Merapi tahun 2010.
"Seharusnya mereka relokasi ke Huntap sejak erupsi 2010, tapi mereka kembali lagi ke rumahnya. Ya kita hanya bisa mengimbau warga di sana lebih waspada dan siap evakuasi jika ada peningkatan aktivitas Merapi," jelasnya. (bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini