UGM Akan Rancang Pedoman Untuk Atur Kegiatan di Masjid Kampus

UGM Akan Rancang Pedoman Untuk Atur Kegiatan di Masjid Kampus

Usman Hadi - detikNews
Jumat, 18 Mei 2018 22:48 WIB
Foto: Usman Hadi/detikcom
sleman - Universitas Gadjah Mada (UGM) sedang merancang pedoman khusus yang mengatur kegiatan-kegiatan di masjid kampus. Langkah itu diambil untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan seperti diundangnya penceramah kontroversial.

"Kami sekarang sedang merancang peraturan yang nanti akan kami keluarkan pedoman kegiatan di masjid kampus secara khusus, begitu," kata Rektor UGM, Panut Mulyono dalam konferensi pers di Gedung Pusat UGM, Jumat (18/5/2018).

Menurutnya, selama ini kegiatan di luar masjid sudah diatur sedemikian rupa di kode etik mahasiswa, pegawai dan dosen. Namun, belum ada aturan spesifik yang dibuat kampus untuk mengatur kegiatan-kagiatan di dalam masjid kampus.

"(Pedoman yang akan disusun) berisi kisi-kisi kegiatan yang bisa diselenggarakan di masjid kampus. Kemudian yang kedua adalah mekanisme atau prosedur misalnya menentukan pembicara (penceramah) itu harus ada cek dan kroscek," ungkap Panut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Alumni UGM, Paripurna mengatakan, berdasarkan SK Rektor kepengurusan masjid kampus berada di dibawah kontrol rektorat. Oleh karenanya, pihak kampus berhak mengatur segala aktivitas di dalam masjid.

"Dengan situasi seperti ini saya kira tidak sulit bagi universitas untuk melakukan pendekatan, diskusi-diskusi dengan takmir. Untuk menghadirkan ceramah-ceramah yang positif, sesuai dengan jati diri UGM," paparnya.

"Kemudian bila ada yang menyampaikan ujaran-ujaran kebencian, fitnah, dan statmen-statmen yang meresahkan itu bisa kita hadapi. Caranya dengan melihat track record dari para pembicara (penceramah)," tutupnya.

Panut menegaskan UGM melarang orang yang berafiliasi dengan organisasi terlarang berbicara di UGM. Kebijakan tersebut merujuk pada peraturan yang berlaku di lingkungan kampus UGM.

"Yang pasti kalau kami berpedoman pada peraturan yang ada. Misalnya yang berafiliasi ke organisasi terlarang itu ya tidak boleh masuk UGM, begitu ya," kata Panut.

Menurutnya, ada beberapa nama penceramah di Masjid Kampus UGM pada Ramadan ini terindikasi berafiliasi dengan organisasi yang dilarang pemerintah. Oleh sebab itu, pimpinan kampus memilih mencoret beberapa nama yang dipilih panitia.

"Kontroversi atau masukan-masukan yang ada di masyarakat itu juga menyebutkan nama-nama kepada kami. Lalu kami ingin agar semuanya baik, baik untuk masyarakat, baik untuk UGM, baik untuk pembicara sendiri," ungkapnya.

Panut melanjutkan, kini pihaknya siap menanggung konsekuensi atas kebijakan mencoret beberapa nama penceramah. Pihaknya juga mengaku siap menjawab pertanyaan-pertanyaan dari para penceramah yang dilarang berbicara di kampus.

"Sekarang kita ambil jalan tengah saja, bisa baik untuk semua. Saya kira kami akan siap dengan pertanyaan-pertanyaan yang dialamatkan ke kami dari yang bersangkutan (penceramah yang dicoret) atau dari manapun," pungkas dia. (bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads