Salah seorang perancang SKO, Rima Ferdianto, mengatakan Kemenpora bersama NPC telah merencanakan sekolah ini sejak tahun lalu, tepatnya setelah menjadi juara umum ASEAN Para Games Malaysia.
"Waktu diterima Presiden di Istana, kami meminta dibuatkan sekolah olahraga seperti Ragunan, tapi khusus difabel. Pak Jokowi langsung respons, 'akan saya buatkan'," kata Rima dalam jumpa pers di kantor National Paralympic Committee (NPC) di Solo, Rabu (16/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seluruh biaya selama pendidikan ditanggung pemerintah," ujarnya.
Mengenai kriteria, Rima mengaku masih menunggu keputusan Kemenpora. Namun dia memastikan seluruh siswa harus memiliki prestasi di bidang olahraga.
"Minimal harus punya prestasi di Peparpenas. Biasanya ketika atlet berprestasi di nasional lalu kembali ke daerah jadi kurang bisa maksimal. Makanya kita tarik ke SKO," kata dia.
Rima yang juga merupakan Ketua Panpel Tenis Meja INAPGOC mengaku belum mengetahui kapan gedung SKO dibangun. Untuk sementara, pemerintah menyiapkan asrama di Yayasan Insan Sembada, Solo.
Para siswa juga akan dititipkan di sekolah umum inklusi untuk mendapatkan pelajaran nonolahraga. Untuk pelajaran olahraga, disiapkan beberapa lokasi untuk latihan, seperti di Stadion Manahan dan Stadion Sriwedari.
"Pastinya akan lebih banyak porsi di olahraganya. Nanti ada koordinasi dengan sekolah-sekolah yang menerima siswa SKO," tutupnya. (sip/sip)