Salah satu terduga teroris adalah Dwi Cahyo Nugroho (23) warga RT 02/ RW 04, Desa Klegenwonosari, Kecamatan Klirong. Setelah dilakukan [engecekan yang bersangkutan pernah tinggal di Kebumen bersama neneknya. Namun setelah lulus sekolah kembali ke Jakarta.
Saat ditemui detikcom di rumahnya, nenek Dwi Cahyo, Samilah (78) membenarkan hal tersebut. Sejak kecil, Dwi Cahyo yang lahir di Jakarta, 13 Januari 1995 itu memang dititipkan di rumah neneknya.
"Bapaknya asli sini dan ibunya merupakan warga Jakarta. Sekarang mereka tinggal di Jakarta, sedangkan dia (Dwi Cahyo) dari kecil hingga dewasa tinggal bersama saya. Dwi kemudian pergi merantau ke Jakarta sekitar 4-5 tahun yang lalu dan tinggal bersama ayahnya," ungkap Samilah, Senin (14/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya malah baru tahu kabar itu dari pak polisi yang kesini, sebelumnya tidak tahu sama sekali," lanjutnya.
Diwawancara terpisah, Kepala Desa Klegenwonosari, Giono membenarkan bahwa salah satu dari empat terduga teroris yang dibekuk oleh Densus 88 AT Mabes Polri tersebut merupakan salah satu warganya. Pihaknya sendiri mengaku mendapat kabar tersebut dari koramil setempat.
"Iya benar, dia merupakan salah satu warga kami. Tadinya belum tahu kalau ada penangkapan, terus pertama kali dikabari oleh Pak Danramil," ucapnya.
Setelah melalui musyawarah antara pemerintah desa, Koramil Klirong, Polres Kebumen, tokoh agama dan tokoh masyarakat desa setempat, akhirnya disepakati jika jenazah yang bersangkutan akan dikembalikan ke Kebumen maka pihak mereka akan menerimanya.
"Kita sudah musyawarah bersama. Jika jenazah akan dikebumikan di sini, kita terima. Tapi sampai sekarang masih belum ada konfirmasi terkait hal tersebut," pungkasnya. (bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini