Teror Bom di Surabaya, Buya Syafii: Pemerintah Harus Lebih Tegas

Teror Bom di Surabaya, Buya Syafii: Pemerintah Harus Lebih Tegas

Ristu Hanafi - detikNews
Minggu, 13 Mei 2018 17:57 WIB
Buya Syafii Maarif saat ditemui wartawan sore ini. Foto: Ristu Hanafi/detikcom
Sleman - Mantan Ketum PP Muhammadiyah, Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafii angkat bicara soal peristiwa pengeboman 3 gereja di Surabaya yang memakan korban jiwa. Buya Syafii meminta pemerintah lebih tegas.

"Aksi teror ini sudah berulang-ulang ini, Bom Bali dan seterusnya. Kita berharap dengan dieksekusi (pelaku dihukum) semakin reda, ternyata mati satu tumbuh seribu, apa akar pokok di sini? Menurut saya ada pengaruh dari negara Arab, Suriah, Irak, macam-macam, ada ISIS, boko Haram, saya kira mazabnya sama, kekerasan dan sudah menyebar secara masif," kata Buya, ditemui di kompleks kediamannya di Perum Nogotirto, Kecamatan Gamping, Sleman, Minggu (13/5/2018).

Buya pun meminta aparat keamanan untuk meningkatkan kewaspadaan dan pengamanan. Karena jika kasus teror terus berulang, dikhawatirkan akan berimbas terhadap kepercayaan masyarakat kepada aparat keamanan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ditangkap tak ada habisnya, apa bangsa ini memang mau remuk? Yang saya khawatirkan ini akan ada imbasnya pada legitimasi, nanti digoreng isu umpamanya, ternyata negara tidak bisa mengamankan tempat ibadah, ini kan repot. Polisi sudah kerja keras tapi perlu ditingkatkan efektivitasnya. Seperti yang terjadi di Mako Brimob kemarin, terjadi di komplek Brimob yang gagah, angker, itu kan luar biasa, alasannya makanan, saya rasa tidak. Saya rasa ini puncak gunung es," sebut Buya.


Buya khawatir jika aksi teror tidak bisa diantisipasi sejak dini, bisa merusak NKRI. Kalau Indonesia rusak seperti di negara Timur Tengah, sambungnya, dunia Islam bisa runtuh seluruhnya.

"Orang melihat Indonesia masih waras walau terjadi beberapa kasus," ujarnya.


Buya juga menyampaikan rasa bela sungkawa kepada korban dari jemaat gereja di Surabaya. Buya juga prihatin jika aksi teror mengatasnamakan agama.

"Itu penafsiran agama yang keliru, yang ditundukkan pada syahwat kekuasaan. Pelaku sudah tidak normal, hentikan perbuatan itu, melukai kemanusiaan, dan pemerintah menurut saya harus lebih tegas tapi sesuai dengan koridor hukum," urai Buya.

"Saya ucapkan bela sungkawa sangat dalam, jangan berulang lagi, saya berharap dua tahun ini ramai tahun politik, polisi tingkatkan pengamanan. Di Surabaya ada penjagaan kena juga, pelaku punya teknik. Saya dengar seperti kasus di Mako Brimob, mereka berani mati tidak berani hidup, kelompok putus asa. Di Indonesia tidak patut, tapi kena pengaruh di Timur Tengah imbasnya masuk," imbuhnya.

Dalam kesempatan ini, Buya Syafii juga menyampaikan dukungannya untuk aparat keamanan. Namun dia juga memberi catatan.

"Densus sudah bekerja keras, tapi Densus jangan sampai salah, seperti salah tangkap meski salah itu manusiawi. Tapi harus berhati-hati agar tidak digoreng nanti isunya Densus tidak bijak, tidak apa gitu," katanya.

Buya berharap polisi mampu mengungkap tuntas kasus teror di Surabaya tersebut. "Kita tunggu proses hukumnya," ajak Buya.


Buya melanjutkan, sejumlah kasus teror di Indonesia tidak sedikit yang melibatkan perempuan sebagai pelaku. Hal itu menurutnya menunjukkan bahwa kelompok teror telah terdesak.

"Seperti kasus di Jawa Barat (yang dimaksud penangkapan dua wanita yang berencana tusuk Brimob) dan pelaku di Surabaya, para pelaku dicuci otaknya, pelaku ada yang perempuan, mereka semakin terdesak apa perintahnya dijalankan. Ini merusak bangsa, masyarakat, persaudaraan, merusak segalanya," imbuhnya.

Saksikan video 20Detik untuk mengetahui pernyataan Menkominfo mengenai konten terorisme di sini:

[Gambas:Video 20detik] (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads