Penyebab Warga Ancam Golput, Kepala Dukuh Depok Sleman Bergeming

Penyebab Warga Ancam Golput, Kepala Dukuh Depok Sleman Bergeming

Ristu Hanafi - detikNews
Jumat, 27 Apr 2018 16:01 WIB
Spanduk ancaman Golput yang dipasang warga. (Foto: Ristu Hanafi/detikcom)
Sleman - Ratusan warga Dusun Depok, Desa Ambarketawang, Kecamatan Gamping, Sleman, mengancam golput di Pemilu 2019. Mereka berseteru dengan kepala dusun setempat. Lalu apa kata kepala dukuh atas aksi warganya itu?

Konflik antara warga dengan kepala dukuh setempat, Haris Zulkarnaen, telah bergulir sejak delapan bulan lalu. Sebagian besar warga tidak puas dengan hasil tes kepala dukuh. Buntutnya mereka menolak dicoklit petugas dan mengancam golput jika kepala dukuh tidak diganti.

Selain memasang spanduk mengancam golput, warga juga memasang kertas menolak kedatangan Pantarlih yang hendak melakukan coklit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ditemui di rumahnya, Kepala Dukuh Depok, Haris Zulkarnaen, menyebut kertas bertuliskan penolakan dicoklit pantarlih bukan ditempel oleh pemilik rumah.

"Saya kira oknum mungkin, bukan pemilik rumah," ujarnya.


Penyebab Warga Ancam Golput, Kepala Dukuh Depok Sleman BergemingHaris Zulkarnaen. (Foto: Ristu Hanafi/detikcom)
Dia juga menyebut coklit maupun ancaman warga yang akan golput saat Pemilu 2019 tidak terkait dengan tugas kerjanya sebagai kepala dukuh. Menurutnya, setiap warga yang telah memenuhi syarat diberi hak suara untuk berpartisipasi dalam Pemilu.

"Mau dipakai atau tidak, itu hak pribadi. Mungkin nanti tugasan KPU untuk sosialisasi," ujarnya.

Menyangkut tuntutan warga agar dia mundur dari jabatan dukuh, Haris mengaku masih siap mengemban amanah. Jika warga menolak dia menjadi dukuh, lanjutnya, bisa disampaikan sesuai aturan, bukan dengan berdemo.

"Sudah saya sampaikan, saya terpilih melalui proses sesuai aturan, sudah disumpah dan dilantik, insyaallah saya masih bertahan menjalankan ketugasan saya. Kalau tidak pernah bersosialisasi, sejak saya jadi dukuh sudah ada penolakan sejak awal. Untuk diajak bahas pembangunan, warga, tokoh masyarakat yang menolak saya datangi, tapi belum ada respon," tandasnya. (mbr/mbr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads