"Anak-anak korban bencana yang sedang ujian perlu didampingi secara khusus. Artinya bukan didampingi untuk diberi contekan, namun diberi pendampingan psikologis," kata Kak Seto di Kecamatan Kalibening, Banjarnegara Selasa (24/4/2018).
Menurutnya, untuk melepas anak dari ancaman trauma bencana membutuhkan waktu beragam. Biasanya, antara satu bulan hingga satu tahun tergantung dari kepribadian anak masing-masing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kak Seto juga menuturkan, proses pendampingan ini juga bisa dilihat dari anak tersebut melihat bencana. Karena ada anak yang melihat langsung dahsyatnya bencana atau anak yang hanya ikut-ikutan.
"Apalagi anak yang kehilangan teman atau saudara. Karena ada yang sekarang belum terlihat karena masih ramai. Tetapi baru akan terlihat nanti," ujarnya.
Makanya, ia menitipkan kepada para relawan untuk terus melakukan pendampingan. Ia juga meminta agar tidak ragu untuk melaporkan kepada LDP Kementerian Sosial jika melihat anak bersikap tidak biasa.
"Karena kami tentu akan pindah ke daerah lain. Tetapi kami akan terus mempopulerkan siaga bencana untuk trauma para korban. Apalagi kita tinggal di daerah rawan bencana," tuturnya. (sip/sip)











































