Pantauan detikcom, Bagas harus mengerjakan soal UNBK di atas bedrest. Di atas bedrest disediakan meja kecil untuk menaruh laptop. Dengan laptop itu Bagas mengerjakan soal-soal UNBK.
Bagas menjelaskan, kaki dan lengan kirinya patah pada 26 Maret lalu. Penyebabnya, karena dia terpeleset saat lompat tinggi di sekolah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibat kejadian itu, kaki dan lengan kiri Bagas patah. Setelahnya, dia dilarikan ke RS Harjolukito Yogyakarta. Kini, dia masih dalam tahap perawatan medis, karena kaki dan lengannya belum sembuh total.
"Ini (mengikuti UNBK di sekolah) kemauan sendiri, bukan karena sekolah. Karena saya ingin membuktikan meskipun saya sakit tetap bisa ikut ujian," lanjut siswa asal Desa Banguntapan ini.
Menurutnya, keputusannya mengikuti UNBK di sekolah mendapat dukungan penuh kedua orangtuanya, Kusmanto dan Rowiyah. Dia bertekad mendapatkan hasil terbaik.
"Meskipun agak susah dikit sih. Karena mejanya agak miring. Tapi saya akan tetap berusaha," lanjutnya.
Kepala SMP N 1 Banguntapan, Wiharno (45) menjelaskan, hanya ada satu peserta UNBK di sekolahnya yang harus mendapatkan perlakuan khusus. Pihaknya juga telah menyiapkan segala hal yang dibutuhkan.
"Sebelum ujian kita berikan materi-materi latihan soal. Wali kelas juga aktif memantau perkembangan anak (Bagas). Bagas sendiri anaknya semangat dan tidak banyak mengeluh," ungkapnya.
Wiharno melanjutkan, saat pelaksanaan UNBK kali ini Bagas tidak ditempatkan di ruang khusus. Bagas mengerjakan soal satu ruangan dengan teman-temannya. Bedanya hanya Bagas mengerjakan soal di atas bedrest.
"Karena kalau mengerjakan soal di ruang khusus kita harus menyediakan pengawas lagi. Lagian kalau satu ruangan sama teman-temannya Bagas pasti akan semangat," pungkasnya. (bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini