Salah satunya adalah Jasmine Winnett, warga negara Inggris.
"Saya belajar budaya Jawa di sini," kata Jasmine, di lokasi Labuhan Ageng di bukit Sri Manganti, Dusun Kinahrejo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Selasa (17/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Saya lihat wayang juga tadi malam. Senang lihat acara ini seperti ada penghormatan ke alam dan budaya, budaya Jawa sangat dihormati," ujarnya.
Jasmine terlihat sudah cukup fasih berbincang memakai Bahasa Indonesia. Dia di Yogyakarta sudah sejak 3 tahun terakhir untuk belajar budaya setempat.
"Saya dengar budaya Jawa bisa buat orang tenang. Ada budaya, mitos, spiritual, tradisi ini ada kelanjutan budaya," ungkapnya.
Upacara Labuhan Ageng di Merapi diawali prosesi penyerahan uba rampe Labuhan Ndalem dari Keraton Yogyakarta ke juru kunci Hargo Merapi untuk disimpan di Petilasan Hargo Ndalem (Petilasan Mbah Marijan), di Desa Kinahrejo, Senin (16/4) kemarin. Kemudian dilanjutkan gelar budaya, wilujengan, kenduri, pagelaran wayang kulit, dan doa bersama.
Pagi tadi, pukul 06.30 WIB uba rampe Labuhan Ageng dikirab berjalan kaki dari Petilasan Hargo Ndalem menuju Sri Manganti di lereng Merapi dengan diawali doa bersama. Sesampai di bukit Sri Manganti digelar kembali doa bersama, dilanjutkan ritual adat dan diakhiri dengan pembagian sedekah.
"Kita berdoa bersama untuk kesejahteraan masyarakat dan wilayah lereng Merapi khususnya, serta dan Yogyakarta pada umumnya. Upacara adat budaya ini juga untuk memberitakan kepada kawula muda agar paham tentang budaya dan tradisi peninggalan leluhur sehingga bisa melestarikannya ke anak cucu," jelas juru kunci Hargo Merapi, Kliwon Suraksohargo atau Mas Asih. (bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini