Pengageng Parentah sekaligus ketua panitia acara, KGPH Dipokusumo, mengatakan undangan telah diedarkan, meskipun tidak disebutkan namanya secara spesifik.
"Semua putra-putri PB XII diundang, tulisannya memang hanya putra-putri dalem. Kecuali yang mendapat tugas khusus, seperti among tamu, itu ada namanya," kata Dipo di Keraton Kasunanan Surakarta, Kamis (12/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tadi Gusti Tedjowulan rawuh, ada Gusti Hadi, Gusti Puspo, Gusti Rahmani, Gusti Menur, dan sebagian di luar kota," ujar dia.
Sementara, GKR Wandansari atau Gusti Moeng yang dikonfirmasi terpisah, mengatakan tidak pernah menerima undangan dalam bentuk apapun. Namun dia tegas mengatakan tidak akan hadir dalam acara itu.
"Mana undangannya? Saya nggak dapat. Misalpun dapat, saya juga tidak akan datang," kata Moeng di bekas kantor Sasana Wilapa, Baluwarti, Solo.
Menurutnya, Tingalan Dalem Jumenengan yang dilaksanakan hari ini tidak sesuai dengan adat istiadat keraton. Alasan tersebutlah yang membuatnya enggan hadir.
"Ini bukan upacara adat, hanya event yang dibuat Suryo Partono (nama kecil raja), itu dia sedang show menjadi raja," katanya.
Salah satu yang dia soroti ialah tarian Bedhaya Ketawang yang dilaksanakan tidak sesuai tradisi. Tari sakral yang seharusnya dibawakan 2 jam, hanya dibawakan sekitar 30 menit.
"Penarinya pun seharusnya tidak boleh sembarangan. Mereka harus dimagangkan dulu, jadi penari cadangan dulu baru bisa inti. Latihan di hari khusus, tidak boleh menstruasi. Tidak bisa ujug-ujug (tiba-tiba) menari Bedhaya Ketawang," katanya. (sip/sip)











































