"Hasil ungkap kasus dari Polda Metro Jaya, ternyata pelaku melakukan (skimming) di sini, yang mengatakan di Yogya juga ada, itu kita juga telusuri," kata Dofiri, ditemui di sela acara Bakti Sosial Kesehatan TNI di RSPAU Hardjolukito, Jalan Ring Road Timur, Bantul, DI Yogyakarta, Senin (19/3/2018).
Dofiri menjelaskan pihaknya bakal berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya untuk pengembangan kasus. Apalagi jika Yogya menjadi salah satu lokasi skimming tidak menutup kemungkinan ada warga Yogya yang menjadi korban.
"Anggota tengah mengecek apakah sudah ada warga Yogya yang melapor menjadi korban pembobolan ATM, nanti kita dalami apakah kaitannya dengan pelaku yang sama (4 WNA) atau lainnya. Karena laporan polisi masuk mungkin tak hanya setelah kasus skimming ini diungkap, bisa jadi laporannya sudah kemarin-kemarin," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
s
Keempat pelaku yakni CAS, RK, IRL, ketiganya WN Rumania, dan FH warga negara Hungaria. Selain 4 WNA tersebut, polisi juga menangkap perempuan WNI inisial MK. Para pelaku diduga melakukan aksinya sejak Juli 2017. Mereka membuat alat skimmer serta perangkat pendukung lainnya untuk memindai data para nasabah.
Alat itu dipasang di beberapa ATM di wilayah Bali, Bandung, Yogyakarta, Tangerang, dan Jakarta. Total ada 13 ATM bank milik pemerintah dan swasta di Indonesia, serta 51 bank di seluruh dunia. Dengan alat pemindai itu para pelaku memindahkan data nasabah ke kartu ATM kosong, sehingga mereka dengan mudah melakukan transaksi tarik tunai. (bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini