Pembunuh Meta di Semarang Disoraki Warga saat Rekonstruksi

Pembunuh Meta di Semarang Disoraki Warga saat Rekonstruksi

Angling Adhitya Purbaya - detikNews
Senin, 12 Mar 2018 16:34 WIB
Reka ulang pembunuhan Meta di Kota Semarang. Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikcom
Semarang - Reka ulang pembunuhan ibu rumah tangga (IRT), Meta Novita Handayani yang terjadi di Semarang digelar hari ini. Dari kegiatan tersebut diketahui 2 pelaku yang merupakan sepasang kekasih itu mondar-mandir sebelum melakukan aksinya.

Suara riuh tetangga terdengar saat melihat di lokasi kejadian yaitu Perumahan Permata Puri Bukit Delima Kelurahan Beringin, Kecamatan Ngaliyan, Semarang. Setiap tersangka yaitu Rifai (24) dan L (15) muncul, warga langsung menyoraki.

"Wuuu, kui rak (itu dia). Kok tego yo (kok tega, ya)," teriak beberapa warga, Senin (12/3/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adegan pertama mempelihatkan Rifai dan L berboncengan motor dan dilihat dua tetangga yang sedang berbincang tidak jauh dari rumah korban. Saksi mengenal L karena dia merupakan bekas asisten rumah tangga korban.

"Aksi pembunuhan antara adegan 21 sampai 22. Korban sebelumnya dibekap kemudian ditusuk," kata Kapolsek Ngaliyan, Kompol Doni.

L kemudian lari meninggalkan lokasi lebih dulu sedangkan Rifai menarik korban yang tidak bernyawa ke kamar. Ternyata setelah itu Rifai membekap anak korban yang masih berusia 7 tahun dengan guling.


Ketika itu tetangga korban melihat dan berteriak. Datanglah 4 mahasiswa yang kontrak di sebelah rumah korban. Salah satu mahasiswa, Alal Falah (19) menegur Rifai dan menyelamatkan anak korban.

Empat mahasiswa itu sempat berusaha menghalangi pelaku, bahkan Alal berlari ambil pentungan. Namun pelaku berhasil kabur dengan motornya dengan bertelanjang kaki karena sandalnya tertinggal di lokasi. Saat itu salah satu mahasiswa sempat memotret motor pelaku.

Kompol Doni mengatakan ada 36 adegan dalam reka ulang tersebut. Semua adegan sesuai pengakuan tersangka dan juga diketahui mereka merencanakan aksinya sehari sebelumnya.


Untuk diketahui pembunuhan terjadi 1 Maret 2018 pagi. Rifai tega melakukan itu dengan dalih tidak terima kekasihnya sering dibentak dan disumpahi oleh korban. L menjadi otak aksi tersebut karena menantang Rifai apakah berani membalaskan dendam untuknya.

"Dari pengakuan tersangka sudah direncanakan sehari sebelumnya," tandas Doni.

Sorak-sorak warga yang menyumpahi kedua pelaku terus terdengar sampai reka ulang berakhir dan mereka dimasukkan ke dalam mobil polisi. Sedangkan pihak keluarga korban hanya bisa melihat dari kejauhan di balik garis polisi. (alg/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads