Soal Mahasiswi Bercadar: UAD Tetap Bina, UIN Yogya Pilih Rapat Lagi

Soal Mahasiswi Bercadar: UAD Tetap Bina, UIN Yogya Pilih Rapat Lagi

Usman Hadi - detikNews
Kamis, 08 Mar 2018 13:00 WIB
Ilustrasi. Foto: BBC Magazine
Yogyakarta - Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta akan tetap mendata dan membina mahasiswinya yang bercadar. Pembinaan tersebut dilakukan dengan memberikan arahan bagaimana cara yang benar menutup aurat.

"Kalau yang namanya pembinaan tetap (dilakukan) karena kami itu lembaga pendidikan," kata Rektor UAD Yogyakarta, Kasiyarno saat dihubungi detikcom, Kamis (8/6/2018).

"Pembinaan dalam artian ya kita kan hanya menyampaikan, kewajiban kita menyampaikan dengan dialog. Ini lo (menutup aurat) yang benar begini," lanjutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski melakukan pembinaan, lanjut Kasiyarno, pihaknya tidak akan memaksakan mahasiswi bercadar mengikuti pemahaman Islam yang diterapkan di kampus. Pihaknya tetap menyerahkan urusan cara menutup aurat ke yang bersangkutan.

"Perkara apakah dia mau berubah alhamdulillah, kalau tidak sumonggo (silakan)," ungkapnya.

Sementara terkait pendataan mahasiswi bercadar, sambung Kasiyarno, pihaknya telah memerintahkan Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) UAD. Tetapi sampai saat ini pihaknya belum menerima laporan hasil pendataan tersebut.


"Ini sudah kami serahkan ke LPSI. Tampaknya LPSI sudah mengundang dekan-dekan beberapa waktu lalu, tapi belum ada laporan (dari LPSI) ke kami," terangnya.

Selanjutnya, Kasiyarno memaparkan alasannya meminta mahasiswi tidak mengenakan cadar saat ujian berlangsung. Menurutnya, kebijakan tersebut hanya bertujuan memastikan bahwa yang mengikuti ujian bukan orang lain.

"Cuma (memastikan) saja. Artinya bahwa kami sebenarnya hanya ingin tahu apakah yang masuk di ruang itu mahasiswi beneran atau joki, sehingga perlu kami melihat wajah," ucapnya.

"Jadi akan kita panggil yang bercadar itu, (dilihat) oleh dosen perempuan sama dibuka dicocokkan dengan foto. Iya (pengecekannya secara manual)," sebutnya.


Bila UAD Yogyakarta memilih tetap membina mahasiswi bercadar, lain hal dengan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Pihak UIN Yogya justru berencana membahas ulang kebijakan mendata dan membina mahasiswi yang bercadar.

Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yudian Wahyudi menjelaskan, sebelumnya pihaknya berencana menggelar rapat internal pada Jumat besok. Namun sepertinya rencana tersebut urung dilaksanakan dalam waktu dekat.

"Tidak (jadi rapat Hari Jumat). Saya masih di luar kota," kata Yudian kepada detikcom lewat pesan singkat hari ini.

Sebelumnya kepada detikcom, Yudian menjelaskan bahwa pihaknya akan menggelar rapat untuk mempertimbangkan masukan dari berbagai pihak. Dalam rapat tersebut pihaknya akan mengambil keputusan.

"Kita analisis semua berita itu, kita perhatikan (masukan) ya, begitu. Iya (bisa saja dicabut), kita lihat bagaimana nanti. Karena kita mendengar, mempertimbangkan dari berbagai pihak," jelas Yudian kepada detikcom kemarin.

Sebenarnya, lanjut Yudian, kebijakan pembinaan mahasiswi bercadar yang pihaknya lakukan dalam rangka menyelamatkan mahasiswinya dari paham radikal. Namun ternyata maksud tersebut dimaknai lain oleh sejumlah pihak.

"Kita ini hanya (ingin) menyelamatkan anak-anak ini, tapi kan orang berpikir lain kan. Tapi pada intinya akan kita pertimbangan usulan-usulan. Ya kita masih mau rapatkan, kita rapatkan perkembangannya seperti apa," tutupnya. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads