Siswa berinisial AN dan MA itu tetap ingin bersekolah di SMAN 1 Semarang. Mereka didampingi orangtua untuk pertama kalinya berhasil bertemu Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah, Gatot Bambang.
Pertemuan digelar tertutup di ruang rapat Gubernur Jateng, Jalan Pahlawan hingga Kamis malam. Namun Gatot belum membeberkan hasil pertemuan karena akan melaporkannya kepada Sekda Provinsi Jateng.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun Gatot menjelaskan Kepala SMAN 1 Semarang, Endang masih kukuh ingin mengembalikan 2 siswa itu ke orangtua masing-masing. Dan selaku kepala dinas, Gatot setuju karena dari laporan yang diterima dari Kepsek keputusan itu sudah tepat.
"Kalau kepala sekolah bisa bertanggungjawab, bisa kukuh," tandasnya.
Menurut Gatot, pihaknya sudah klarifikasi kepada pihak sekolah dan percaya serta meyakini laporan yang diberikan kepala sekolah. Gatot juga merasa tidak perlu mengklarifikasi kepada siswa yang bersangkutan karena itu tugas kepala sekolah.
"Saya dengan kepala sekolah dialog, klarifikasi, buat tim untuk ke kepala sekolah, kepala sekolah meyakinkan. Dia kan ada tata tertib," tegas Gatot.
Langkah yang diambil dinas, lanjut Gatot, yaitu memfasilitasi dua anak tersebut agar tetap bisa mengikuti ujian nasional di sekolah yang sudah ditentukan, tapi yang pasti bukan SMAN 1 Semarang.
"Ada SMAN 11 yang di Timur, di Barat ada SMAN 13. Tadi ada lagi SMAN 2 dan SMAN 6," jelas Gatot.
Menurutnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jateng juga tidak bisa memberikan intervensi terhadap keputusan Kepala SMAN 1 Semarang yang berpedoman pada tata tertib yang dibuat sekolahan.
"Jangan intervensi, nanti saya melanggar tata tertib," ujarnya. (alg/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini