Hal itu disampaikannya saat launching program Smart City sekaligus meresmikan gedung Smart City Center yang juga menyimpan server untuk program tersebut. "Melalui gedung Smart City Center ini, Boyolali menuju era digitalisasi," ujar Seno Samodro di kompleks perkantoran terpadu Pemkab Boyolali, Rabu (14/2/2018).
"Sekarang kertas ditandatangani. Tetapi 3 bulan ke depan, kertasnya di Boyolali, yang tanda tangan di Papua Nugini bisa. Bupati mau tanda tangan, di Kanada, bisa. Nah aturannya ini disesuaikan sambil konsultasi ke departemen," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kesempatan itu, Bupati juga melaunching aplikasi telepon dengan tidak menggunakan pulsa. Yang digunakan nantinya adalah aplikasi telepon yang menggunakan jaringan internet atau disebut VOIP (Voice of Internet Protocol).
"Apa yang saya janjikan untuk satu juta masyarakat Boyolali menelepon gratis akan terwujud, meski saya hanya menyediakan free wifi," kata Bupati Seno.
Pemasangan wifi itu akan dilakukan secara bertahap. Selain dipasang di tempat-tempat publik, juga di setiap kecamatan di 19 kecamatan di Boyolali dan diupayakan agar merata hingga ke pelosok sehingga semua masyarakat bisa menikmati komunikasi gratis ini.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Boyolali, Abdul Rahman, mengatakan gedung smart city dibangun dengan dana Rp 4,2 miliar. Gedung yang dirancang tahan guncangan gempa 6 SR tersebut akan menjadi data center dan beroperasi 24 jam penuh dengan grade 3 atau paling tinggi. (mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini