Suporter Bola Yang Bawa Senjata Tajam Dibina Lalu Dipulangkan

Suporter Bola Yang Bawa Senjata Tajam Dibina Lalu Dipulangkan

Bayu Ardi Isnanto - detikNews
Minggu, 04 Feb 2018 21:44 WIB
Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikcom
solo - Polisi akhirnya membebaskan bocah-bocah suporter asal Surabaya, Jawa Timur yang membawa senjata tajam. Namun sebelumnya, 15 bocah itu akan dibina oleh pihak kepolisian.

Para suporter tersebut ditangkap aparat Polresta Surakarta pada Sabtu (3/2/2018). 11 bocah ditangkap pada pagi hari, sedangkan sisanya pada siang hari.

Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Condro Kirono, mengatakan polisi tidak melakukan tindakan tegas lantaran usia para suporter masih anak-anak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mengingat masih dibawah umur, juga ada ketidaktahuan aturan, orang tua sudah ke sini, juga tidak ada korban, sehingga kita lakukan pembinaan kepada yang bersangkutan," kata Condro saat jumpa pers di Mapolresta Surakarta, Minggu (4/2/2018).

Dia juga mengimbau agar peristiwa tersebut menjadi pembelajaran bagi koordinator suporter dan penyelenggara pertandingan. Dia berharap para suporter semakin tertib saat mendukung tim jagoannya.

"Coba kita wujudkan suporter seperti pertandingan timnas, semua kelompok suporter kompak, bersaudara. Ini saran agar industri sepak bola semakin hidup, agar Indonesia semakin diperhitungkan di Asia Tenggara, Asia bahkan internasional," ujarnya.
Suporter Bola Yang Bawa Senjata Tajam Dibina Lalu DipulangkanFoto: Bayu Ardi Isnanto/detikcom

Sementara Ketua Steering Committee Piala Presiden 2018, Maruarar Sirait, mengapresiasi langkah kepolisian yang melakukan pembinaan kepada para suporter yang masih bocah.

"Kami bangga atas keputusan Kapolda untuk melakukan pembinaan. Bayangkan usia 13 tahun, anak kelas 6 SD, bawa senjata. Ini juga harus menjadi perhatian orang tua," katanya.

Dia mengakui persoalan suporter memang harus dibenahi secara terus-menerus. Penyelenggara pertandingan pun harus selalu mengingatkan untuk bersikap sportif.

"Pesan pak presiden olahraga harus fair play termasuk suporter, salah satunya yang paling berat menerima kekalahan. Menang jangan berlebihan, kalah jangan melakukan tindakan melawan hukum," katanya. (bgs/bgs)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads