Ketua Yayasan Dwi Kumala, Eddi Soesanto menyebutkan ritual sakral tersebut rutin dilaksanakan setiap dua pekan menjelang perayaan tahun baru Imlek. Hal tersebut bermakna sebagai ungkapan suka cita jamaah menyambut perayaan tersebut.
"Kita hari ini melaksanakan ritual ayak abu untuk menyambut datangnya perayaan tahun baru Imlek. Ada sekitar 120 jamaah yayasan Dwi Kumala yang ikut dalam kegiatan pagi ini," tuturnya saat ditemui di kelenteng, Jumat (2/1/18).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Ia menjelaskan, kegiatan ayak abu merupakan kegiatan membersihkan abu dupa di tempat pembakaran dupa. Mereka percaya tradisi yang hanya dilakukan setahun sekali itu, nantinya abu yang telah dibersihkan akan dibawa para dewa naik bertemu dengan Tuhan sebagai laporan perbuatan amal umatnya.
![]() |
"Tempat lilin altar peribadatan kami bersihkan semuanya. Yang dari kuningan kita bersihkan pakai brasso, yang memang dari tanah liat kita bersihkan biasa saja. Termasuk baju-baju dewa juga kami ganti," terangnya.
Jamaah lelaki nampak sibuk membersihkan sejumlah perabot. Sedangkan jamaah wanita secara bergotong royong mengayak abu, merapikan abu bekas pembakaran dan menata kembali tempat abu tersebut.
"Kami berharap tahun baru yang akan datang bisa membawa keberkahan bagi umat. Karena pada hari sakral ini Toa Pek Kong atau dewa-dewa naik ke langit menghadap Tuhan," pungkasnya. (sip/sip)