"Iya betul itu coklat produksi saya," kata Pelly Pelita Wati pemilik usaha coklat itu saat ditemui wartawan di tempat produksi nya di Desa Mangunjaya, Kecamatan Arjasari, Senin (8/1/2018).
Pelly mengungkapkan, ia mengetahui informasi tersebut dari karyawannya dan melihat langsung dari internet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pantauan detikcom, tempat produksi coklat milik Pelly, sementara berhenti produksi. Alat-alat produksi pembuatan cokelat dan bahan baku cokelat tersusun rapi di sebuah ruangan yang ada di tempat produksi tersebut.
Ia menjelaskan penemuan mur baut yang ada di cokelat produksinya merupakan kelalaian karyawan nya.
"Dari bahan tidak ada, mungkin kelalaian pekerja, karena yang diketahuinya satu biji saja, kalau banyak tidak mungkin, saya pilih bahan selektif karena tidak murahan," jelasnya.
Dengan ada kejadian ini, ia akan lebih berhati-hati lagi agar kejadian itu tidak terulang kembali.
"Setelah ada kejadian ini dari sekarang akan lebih hati-hati lagi," kata Pelly.
Pelly mengaku BPOM sudah datang langsung ke tempat produksinya.
"BPOM Bandung sudah kesini untuk mengecek tempat produksi," ujarnya.
Di tempat produksi, menurut Pelly BPOM mencek semua barang (alat), bahan dan kebersihan.
"Aman tidak ada apa-apa cuman kamar mandi harus disekat," ujar Pelly.
Pelly menuturkan, produksi cokelat rumahan miliknya sudah berjalan hampir selama empat tahun dan sudah disalurkan ke beberapa daerah di Jawa.
Ia mengungkapkan, kejadian itu baru pertama kali terjadi. Dengan ada kejadian itu, cokelat yang diproduksinya akan ditarik dari pemasaran.
"Saya langsung tindak, karena banyak konsumen yang nelepon, langsung saya membuat surat penarikan barang," ungkapnya. (sip/sip)











































