"Saya dapat laporan dari Kapuskurbuk (Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan) bahwa buku terbitan Yudhistira itu termasuk buku yang tidak melalui penilaian dari tim Kemendikbud. Jadi bisa dikategorikan buku liar," kata Muhadjir sesuai meresmikan Grha As-Sakinah SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, Kamis (14/12/2017).
"Sementara informasinya begitu, nanti kalau keliru akan saya ralat," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Belum, (sanksi untuk penerbit Yudhistira) belum kita bicarakan," ungkapnya.
Agar ke depannya buku tak layak konsumsi tidak beredar di masyarakat, Kemendikbud akan memperketat pengawasan. Tim penilai, kata Muhadjir, juga akan diperkuat.
"Termasuk insentifnya (tim penilai) akan kami naikkan. Karena insentifnya sangat tidak memadai dibanding kerja dan tanggung jawabnya yang sangat berat," jelasnya.
Sebelumnya Yudhistira melalui situs resminya menyampaikan maaf ke publik. Dalam keterangannya, Yudhistira mengambil data dari 'world population data sheet 2010' yang menyatakan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
"Kami tidak mengetahui kalau ternyata data tersebut ternyata belum diakui secara sah oleh lembaga internasional. Untuk itu kami mohon maaf apabila sumber yang kami ambil dianggap keliru. Kami akan melakukan perbaikan atau revisi pada cetakan berikutnya," kata manajemen Yudhistira. (mbr/mbr)