Toilet yang dibangun tak jauh dari Jalan Malioboro dan di bawah tanah ini dibangun dengan biaya Rp 5,7 miliar. Plt Kepala Dinas PUP-ESDM DIY, Muhammad Mansur menjelaskan proyek toilet ini dikerjakan selama 6 bulan.
"Tarafnya internasional, bisa dilihat kayak di bandara. Di toilet-toilet yang sifatnya untuk publik. Itu intinya bisa dipakai sudah sesuai standar internasional. Karena yang memakai kan tidak hanya domestik tetapi juga wisatawan asing kan," kata Muhamad Mansur usai hadiri Rapur di DPRD DIY, jalan Malioboro, Senin (27/11/2017) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Lantai, dinding) Sejenis (marmer), dari lokal semua. Tidak ada yang impor,"katanya.
Toilet ini dua jenis kloset duduk dan jongkok. Kemudian ada ruangan khusus untuk difabel. Disediakan pula ruang laktasi untuk ibu menyusui.
"Kalau wisatawan asing dikasih kloset jongkok kan nggak mungkin to. Itu salah satunya, kira-kira seperti itu, jadi sesuai standar internasional," katanya.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X telah meninjau langsung toilet ini Senin (27/11). Beberapa catatan diberikan Sultan salah satunya soal kemiringan lantai yang dinilainya kurang sehingga menimbulkan genangan air.
Selain itu, Sultan juga mengeluhkan baunya yang pesing. Padahal toilet ini belum dibuka untuk umum. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini