Kepala Bidang Promosi dan Pemasaran Ketep Pass, Edward Alfian mengatakan, festival ini memanfaatkan ribuan batang bambu yang didapatkan dari lingkungan sekitar.
"Kita memanfaatkan bambu produk lokal Magelang untuk festival ini. Yaitu dari jenis bambu wulung atau bambu hitam," jelas Edward kepada detikcom di Magelang, Kamis (19/10/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kebetulan di Magelang potensi bambu juga cukup melimpah, sehingga kita memanfaatkan hal ini dengan menggelar festival bambu lighting. Festival ini baru pertama kali digelar di Indonesia, sebelumnya pernah tapi di Jepang," ungkapnya.
Foto: Pertiwi/detikcom |
Di Ketep Pass, festival bambu akan dilaksanakan selama tiga hari pada 20-22 Oktober 2017. Selama tiga hari itu, kawasan wisata Ketep Pass akan dihiasi dekorasi indah yang terbuat dari bambu. Ada juga ratusan lentera dari bambu yang akan dipasang di berbagai titik.
"Melalui festival ini, kita bermaksud mengenalkan Ketep Pass sebagai wisata alternatif di malam hari, khususnya di Magelang. Selama ini wisatawan lebih banyak mengunjungi Ketep Pass di pagi-sore hari, padahal pemandangan di malam hari juga tak kalah indah," urai Edward.
Tidak hanya itu, warga maupun pengrajin bambu dapat memanfaatkan momen festival tersebut, karena panitia juga melaksanakan seminar khusus tentang bambu. Seminar tersebut menghadirkan narasumber ahli bambu yang menguasai semua hal tentang bambu, mulai dari cara mengawetkan bambu, mengukur kekuatan instalasi bambu, dan lainnya.
"Seminar tersebut dilaksanakan pada hari sebelum pelaksanaan festival. Adapun pada puncak festival nantinya akan diramaikan dengan berbagai hiburan, diantaranya kolaborasi musik dari Kalimantan, Jawa, dan Sumatera yang dibawakan oleh musisi Uyau Moris," kata Edward.
Festival juga akan diisi dengan pameran potensi desa-desa wisata, kuliner, kerajinan tangan, kirab gunungan, lomba foto. "Spesial pada malam minggu, pengunjung akan mendapatkan bamboo lantern (lentera bambu) yang akan dinyalakan secara bersamaan," pungkasnya. (mbr/mbr)












































Foto: Pertiwi/detikcom