Di tangan Hadi Marwi, triplek-triplek bekas dipotong dan dirangkai menjadi sebuah mainan bus yang menarik. Bahkan hasil karyanya ini kerap muncul di pasar rakyat seperti Gerebeg Besar, Syawalan dan lain sebagainya.
Bukan tiba-tiba, Hadi Marwi kali pertama menekuni kerajinan ini hanya bermodal nekat. Sebab, ia sama sekali tidak tahu soal kayu. Namun, berkat keseriusannya usaha yang dirintis sejak akhir tahun 80-an ini masih dijalani hingga sekarang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anehnya, dalam membuat mainan bus tersebut Hadi Marwi hanya berbekal ingatannya saat melihat bus di jalan. Ingatannya itu kemudian ia tuangkan lewat triplek bekas diukur sesuai bentuk body bus, dipotong dan kemudian dirangkai. Selanjutnya, diwarnai persis seperti bus aslinya.
![]() |
Dari elemen mainan bus, hanya bagian roda yang dia beli dari daerah Kudus. Sedangkan triplek bekas dibelinya dari Desa Teluk Wetan Kecamatan Welahan, Jepara sisa dari kerajinan parsel.
"Semuanya saya buat dari barang bekas, seperti triplek dan seng. Hanya bagian roda yang saya pesan jadi, karena belum punya alatnya sendiri," lanjutnya.
Kerajinan itu awalnya dijual lewat mulut ke mulut, hingga akhirnya ia menemukan sejumlah pedagang mainan yang kerap memesan kepadanya. Sejak itulah, hasil tangannya itu menghiasi pasar Grebek Besar yang selalu ada di Demak tiap menjelang Idul Adha. Bahkan, permintaan juga datang dari Cirebon, Solo, Pati, Kendal, Yogyakarta, hingga Irian Barat.
"Dulu memang didominasi seng untuk body bus, tapi setelah reformasi, semua bahan mahal. Saya akhirnya pakai triplek bekas untuk tetap bisa berproduksi," ungkap dia.
Penghasilannya pun mengalami peningkatan, hingga ia memilih meninggalkan buruh tani sepenuhnya. Namun, ceritanya menekuni usaha ini tidak selamanya manis. Hadi Marwi juga pernah ditipu oleh seorang, yang meminta kiriman mainan bus tanpa uang muka lebih dulu. Namun, beberapa waktu kemudian pemesan tidak lagi dapat dihubungi sebelum membayar.
"Dari pengalaman itu saya mulai membatasi permintaan dan hati-hati," tuturnya.
Saat ini, dalam satu bulan dia mampu membuat sekitar 100 mainan bus, atau tergantung permintaan. Diakuinya permintaan terbanyak terjadi saat menjelang Idul Adha.
"Satu lembar triplek bekas bisa jadi delapan bus," pungkasnya.
(sip/sip)