Pada hari Museum Indonesia yang jatuh tanggal 12 Oktober ini, mendapat kunjungan dari siswa-siswa Sekolah Dasar (SD) di Boyolali. Musuem terletak di Jalan Raya Boyolali-Solo, Tegalwire, Mojosongo. Nama R. Hamong Wardoyo diambil dari salah satu nama mantan Bupati Boyolali pertama yang memimpin Boyolali.
Keberadaan museum R. Hamong Wardoyo di Boyolali, yang belum lama dibangun ini mulai diminati masyarakat. Setiap hari, sudah ada pengunjung yang datang untuk melihat berbagai koleksi museum.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk masuk ke museum yang dibangun Pemkab Boyolali tahun 2016 lalu itu, masih gratis. Pengelola museum belum menarik karcis. Hanya saja, jumlah pengunjung masih tidak tentu. Selain dari masyarakat lokal Boyolali, pengunjung juga dari luar daerah.
Museum dengan atap kaca ini mendapat kunjungan dari siswa SDN 2 Singosari, Kecamatan Mojosongo, Boyolali. Ada 70-an anak kelas 4 hingga 6, yang diajak mengunjungi meseum tersebut.
"Kemudian ada lagi ada kunjungan dari siswa SDN 3 Kemiri, Mojosongo sekitar 100-an siswa," jelas Sutrisno.
Para siswa tersebut tidak hanya sekadar melihat-lihat benda-benda koleksi museum. Namun, setiap anak juga membawa buku dan mencatat benda-benda yang sebagian merupakan benda purbakala tersebut.
"Ini (mengajak siswa ke museum) kegiatan jeda semester. Tidak semua siswa diajak, hanya anak kelas 4 sampai 6 saja, jumlahnya 70-an anak," kata Dwi Lestari, guru wali kelas 4 SD Negeri 2 Singosari.
Mereka datang ke museum dengan mencarter dua bus, sekitar pukul 14.00 WIB. Dengan mengajak siswa mengunjungi museum, pihak sekolah berharap siswa bisa belajar dan mengetahui sejarah, karena di museum terdapat koleksi sejumlah benda purbakala. Selain itu juga, mereka semakin mencintai museum.
![]() |
Dwi sendiri berharap, museum tak sekadar untuk menyimpan benda bersejarah. Namun juga menjadi tempat wisata yang mengasyikan.
"Harapan kami para siswa bertambah wawasannya. Kekayaan di Boyolali apa saja, anak-anak bisa tahu," jelas Dwi Lestari.
Museum R Hamong Wardoyo dibangun Pemkab Boyolali tahun 2016 lalu. Bangunan museum itu terlihat futuristik. Berbentuk segi enam, atapnya berupa panel kaca tembus pandang dengan bentuk bangunan seperti piramida dua lantai.
Di dalam museum ada dua ruang utama berbentuk segi enam dengan tangga penghubung lantai pertama dan dua berbentuk spiral mengitari ruang utama. Ornamen kayu tampak mendominasi ruangan museum.
Sayangnya, koleksi di museum ini belum penuh. Di lantai dasar, terdapat sejumlah arca yang merupakan benda purbakala yang ditemukan di wilayah Boyolali. Arca-arca itu dari berbagai situs masa Hindu-Budha di Boyolali.
Selain itu juga ada kereta kencana, harimau sumatera, lumpang (alat penumpuk padi dari batu), lesung (alat penumbuk padi dari kayu), luku (alat pembajak sawah) dan lainnya. (bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini