Panen Padi di Sleman, Anies Baswedan Pertimbangkan Kerjasama dengan DIY

Panen Padi di Sleman, Anies Baswedan Pertimbangkan Kerjasama dengan DIY

Sukma Indah Permana - detikNews
Rabu, 19 Jul 2017 10:53 WIB
Foto: Sukma Indah Permana/detikcom
Sleman - Gubernur terpilih DKI Jakarta Anies Baswedan pagi ini melakukan panen padi di kawasan Sleman, Daerah Istimewa Yogyakart (DIY). Anies mengaku sedang mengeksplorasi kemungkinan kerjasama dengan Kabupaten Sleman.

"Saya di sini datang juga untuk melihat praktik terbaik. Untuk melihat potensi kerjasama termasuk dalam hal ini Sleman," ujar Anies di sela kegiatan kunjungannya di Kecamatan Gamping, Sleman, Rabu (19/7/2017).

"Di Jakarta sudah banyak terobosan terkait urban farming, mudah-mudahan bisa dibangun potensi kerjasama. Meskipun saat saya bicara Sleman, teman-teman di Sleman bilang hari ini produksi Sleman belum cukup nutup untuk kebutuhan Sleman," lanjutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anies mengaku dia melihat partisipasi masyarakat di Yogyakarta dengan akademisi dan elemen masyarakat yang lain berjalan dengan baik. Masyarakat dinilai memiliki inisiatif, kemudian dibantu kalangan kampus dan LSM dapat melahirkan terobosan baru yang meningkatkan kesejahteraan petani.

Hal ini menjadi pelajaran yang baik bagi kota lain, khususnya Jakarta. Turut hadi dalam acara itu Bupati Sleman, Sri Purnomo.

"Kita ingin ketika membangun Jakarta, partisipasi juga seperti itu. Difasilitasi, dan solusi-solusi ini hadirnya bukan pemerintah. Tapi warga membuat, pemerintah Sleman mendukung terobosan seperti ini," ulasnya.

"Kalau di Jakarta ada partisipasi. Tapi masih random," imbuh Anies.

Kawasan yang dikunjungi Anies pagi ini merupakan binaan dari Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Muhammadiyah. Para petani di sana membudidayakan padi jenis padi mentik wangi dengan pendekatan System of Rice Intensification (SRI) tanpa pestisida. Sistem ini kemudian dikombinasikan dengan sistem mina padi dengan pembudidayaan ikan nila di sawah tersebut.

Ketua Koperasi Jaringan Mitra Perikanan binaan MPM Muhammadiyah DIY Parijo menjelaskan sistem ini meningkatkan hasil panen sebanyak 50 persen. Parijo mengaku sistem pertanian yang digunakan kelompoknya merupakan teknologi baru di wilayahnya.
Menurutnya, saat ini masih banyak petani yang tidak mau menerima perkembangan teknologi dan lebih memilih cara bertani yang turun temurun.

Dia berharap sistem yang sudah berjalan di kelompok koperasinya ini bisa menjadi contoh bagi petani lainnya.

"Ini tiga bulan sudah panen. Capaiannya meningkat 50 persen, sudah dua kali panen ini. Sebelumnya 5 ton per hektar, sekarang 8-11 ton per hektar," kata Parijo. (sip/bgs)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads